TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai NasDem merespons pernyataan Ketua Bappilu Partai Demokrat (PD) Andi Arief soal adanya partai yang berkhianat di koalisi.
"Pikiran yang kurang waras adalah yang curiga atau yang memfitnah NasDem seolah mau hengkang dari koalisi. Ini pikiran yang kurang waras," kata Ketua DPP Partai NasDem Effendy Choirie atau Gus Choi kepada wartawan Kamis (24/8/2023).
Dia heran soal NasDem mengapa bisa dituding berkhianat.
Di satu sisi, Gus Choi mengatakan publik tahu bahwa NasDem yang mengusung Anies Baswedan pertama kali.
"NasDem yang berkorban dan menghadapi berbagai risiko saat mengumumkan Anies dan sosialisasi ke berbagai daerah," ucap Gus Choi.
Gus Choi menilai, jika NasDem ingin berpikiran negatif, maka bisa saja menganggap safari Partai Demokrat ke partai lain memiliki maksud tersendiri.
"Tapi, NasDem justru memberikan dukungan dan bersikap positif," tandas Gus Choi.
Sebelumnya, Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat, Andi Arief menyebut ada partai politik (parpol) yang mengkhianati koalisi.
Andi menegaskan Demokrat akan tetap bersama Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
"Kami akan terus bersama PKS meski satu partai lain mengkhianati koalisi," kata Andi dalam cuitannya di Twitter pada Selasa (22/8/2023).
Saat dikonfirmasi, Andi enggan mengungkapkan koalisi apa yang dimaksud.
"Ditafsirkan sendiri saja lah," ujarnya.
Adapun saat ini Demokrat telah membentuk Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) bersama NasDem dan PKS.
Baca juga: Tanggapi Tudingan Demokrat, PKS Tegaskan Tak Ada Pengkhianat di Koalisi Perubahan
Koalisi ini dibentuk untuk mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (capres) di 2024.
Belakangan memang Demokrat dan NasDem tampak silang pendapat mengenai bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping Anies.
Demokrat meminta agar cawapres Anies segera diumumkan. Sementara NasDem bersikukuh menunggu momentum yang tepat.