TRIBUNNEWS.COM - Mantan Komandan Paspampres periode 2001-2003, Letjen TNI (Mar) (Purn) Nono Sampono merespons soal penganiayaan pria Aceh, Imam Masykur (25), hingga tewas.
Jasad pemuda itu ditemukan di Sungai Cibogo, Karawang, Jawa Barat pada Jumat, 18 Agustus 2023.
Nono menilai ada kejanggalan dalam peristiwa itu.
Pasalnya, korban dan pelaku sama-sama warga Aceh.
Adapun ketiga pelaku yakni Paspampres Praka RM serta dua rekannya sesama anggota TNI yakni Praka HS dan Praka J.
Menurut Nono, seharusnya para pelaku memiliki empati sesama perantau dari Tanah Rencong.
Baca juga: Gadis 16 Tahun di Aceh Dirudapaksa 16 Pria, 3 Orang Pelaku Diamankan, 13 Masih Buron
"Pertanyaan besar adalah, korbannya dari Aceh, tiga pelaku dari Aceh, aneh kan, harusnya dengan latar belakang kultural satu suku ada ikatan emosional," kata Nono dikutip dari SerambiNews.com.
Sebagai mantan Gubernur Akademi Militer dan Danjen Akademi TNI, Nono sangat memahami pendidikan yang dibekali kepada para calon anggota TNI sebelum bertugas.
Anggota TNI tidak hanya dididik secara fisik, tetapi juga secara karakter dan mental.
"Tentang pendidikan, pendidikan mereka mengalami pembekalan bukan hanya fisik tapi mengenai kepribadian, mental ideologi juga diberikan pelajaran," kata Nono.
Jadi setiap anggota TNI, kata Nono, selalu diajarkan untuk pantang menyakiti hati rakyat apalagi fisiknya.
"Jadi dasar utama adalah sumpah prajurit, sapta marga dan delapan wajib TNI. Dalam delapan wajib TNI, wajib TNI itu menolong rakyat dalam kesulitan, tidak boleh menyakiti hati rakyat," ujar Nono.
Baca juga: Terjun di Tiga Nomor Atletik, Irma Handayani Bidik Panen Medali di PON Aceh-Sumut
Mantan Panglima TNI Merespons
Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Andika Perkasa turut merespons terkait kasus Imam Masykur.