TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah secara resmi telah memberikan golden visa kepada CEO OpenAI, Samuel Altman.
Samuel Altman menjadi warga negara asing (WNA) pertama yang telah mendapatkan golden visa dari Indonesia.
Nantinya, Samuel Altman menerima golden visa dengan sub kategori tokoh dunia dengan masa tinggal 10 tahun.
"Golden visa adalah visa yang diberikan sebagai dasar pemberian izin tinggal dalam jangka waktu lima s.d. 10 tahun dalam rangka mendukung perekonomian nasional," kata Direktur Jenderal Imigrasi, Silmy Karim, dikutip dari laman Ditjen Imigrasi.
Lantas, apa itu golden visa?
Golden visa mengacu pada program imigrasi yang memungkinkan orang kaya mendapatkan izin tinggal atau bahkan kewarganegaraan di negara lain hanya dengan membeli rumah di sana atau melakukan investasi atau sumbangan yang relatif besar.
Baca juga: CEO OpenAI Samuel Altman Jadi WNA Pertama yang Terima Golden Visa dari Ditjen Imigrasi
Dikutip dari Visa Guide, setiap negara memang memiliki kebijakan investasi yang berbeda, antara US$ 250.000 hingga jutaan dolar AS.
Sementara itu, dikutip dari laman Ditjen Imigrasi, golden visa adalah jenis visa yang diberikan sebagai dasar pemberian izin tinggal dalam jangka waktu 5-10 tahun.
Tujuan diberikannya golden visa adalah untuk mendukung perekonomian nasional.
Diundangkannya Peraturan Menteri Hukum dan HAM (Permenkumham) Nomor 22 tahun 2023 serta Peraturan Menteri Keuangan Nomor 82 tahun 2023 menjadi landasan pemberlakuan kebijakan ini.
Ada beberapa kategori golden visa selain atas dasar investasi atau penanaman modal.
Baca juga: Temui PM Korsel, Mahfud MD: Masa Visa Kerja Untuk PMI Ditingkatkan & 2 Ribu Pelajar Dapat Beasiswa
Salah satunya adalah golden visa yang diberikan kepada tokoh yang mempunyai reputasi internasional dan dapat memberikan manfaat untuk Indonesia.
Dalam memperoleh golden visa, seseorang harus diusulkan oleh instansi pemerintah pusat.
Untuk dapat tinggal di Indonesia selama lima tahun, orang asing investor perorangan yang akan mendirikan usaha di Indonesia diharuskan untuk berinvestasi sebesar US$ 2,5 juta atau sekitar Rp38 miliar.