TRIBUNNEWS.COM - Anak bacapres PDIP sekaligus mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Muhammad Zinedine Alam Ganjar memberikan pandangannya terkait arti dari kekuasaan.
Hal ini ditanyakan oleh presenter sekaligus jurnalis, Rosi Silalahi dalam program ROSI di YouTube Kompas TV, Kamis (21/9/2023).
"Bagaimana seorang putra calon presiden memandang kekuasaan?" tanya Rosi.
Alam pun menjawabnya dengan menganggap kekuasaan hanyalah terminologi atau istilah saja.
Ia menjelaskan bahwa seseorang yang memiliki kekuasaan adalah sosok yang memiliki tanggung jawab tertinggi terhadap masyarakat.
Baca juga: Cara Ganjar Didik Anaknya saat Jadi Gubernur Jateng: Sopir Tak Boleh Bukakan Pintu
Dengan penjelasan itu, Alam menginginkan agar sosok yang berkuasa hanya fokus terhadap hal tersebut.
"Yang perlu kita sadari dari kata kekuasaan itu adalah bagaimana sesuatu kekuasaan itu bisa mempengaruhi banyak orang. It's focus on that aja gitu."
"Bagaimana hal itu bisa berpengaruh pada orang banyak karena di saat orang memegang kekuasaan paling tinggi, dia itu orang yang paling tinggi memiliki tanggung jawab paling besar ke masyarakat," katanya.
Alam juga mengartikan bahwa orang yang memiliki kekuasaan tidak perlu fokus terhadap hal di luar tanggung jawabnya.
"Itu bukan sisi yang perlu dilihat, tidak perlu diperhatikan juga, dan tidak berpengaruh terhadap apa-apa," tuturnya.
Alam pun sependapat bahwa kekuasaan yang diemban seseorang bukanlah sebuah kemewahan atau keistimewaan tetapi semuanya adalah tentang kebermanfaatan bagi orang banyak.
Kendati demikian, Alam mengatakan ada satu keistimewaan yang dimiliki oleh orang yang mengemban kekuasaan, yaitu mampu menuangkan pikiran dalam bentuk aksi.
"Dan juga privilege untuk menuangkan pikiran, idealisme, dan apa yang kita punya untuk khalayak banyak, itu privilege paling tinggi menurut saya," kata mahasiswa Fakultas Teknik Industri Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut.
Baca juga: Alam Ganjar Viral Disebut Mirip Choi Woo Shik dan Ardhito Pramono, Putra Ganjar Pranowo: Beda Jauh
Pada kesempatan yang sama, Ganjar mengatakan orang yang memperoleh kekuasaan harus siap menderita.
Hal ini pun, sambungnya, juga diajarkan kepada Alam dan istrinya, Siti Atikoh.
"Maka saya sampaikan juga, menjadi pemimpin itu menderita bukan berpesta pora. Saya sampaikan itu kepada keluarga," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)