TRIBUNNEWS.COM - Pengamat politik dari Universitas Nasional (Unas), Selamat Ginting mengkritisi makna pertemuan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Di mana akan membuka jalan untuk Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi menteri di Kabinet Indonesia Maju.
Diketahui kabar tersebut menggaung bersamaan dengan adanya isu reshuffle kabinet di pemerintahan Jokowi.
Ginting mengatakan, sejak awal SBY memang ingin menjadikan anaknya memiliki posisi di ekseskutif.
Hingga karier AHY di TNI diakhiri dengan pensiun dini, mengutip TribunJakarta.com.
Baca juga: Kaesang Respons Isu Reshuffle Kabinet Usai Jokowi dan SBY Bertemu
AHY juga kala itu mencoba peruntungan terjun ke politik dengan mengikuti Pilkada DKI Jakarta pada 2017, meski belum berhasil.
Ginting juga mengungkap peluang AHY masuk kabinet Jokowi juga terlihat dari langkah Partai Demokrat bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM).
KIM yang membawa nama besar Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden (Capres) 2024, juga didukung Presiden Jokowi.
Dapat dikatakan, lanjut Ginting, AHY berpeluang masuk ke dalam kabinet walau hanya untuk sekitar satu tahun saja.
“Ini seperti mengikat Demokrat agar tidak lari dari koalisi di mana Jokowi menjadi King Maker-nya," kata Ginting.
Lantas jabatan menteri apa yang cocok untuk AHY?
Baca juga: Demokrat Bantah Pertemuan Jokowi-SBY di Istana Bogor untuk Deal AHY Masuk Kabinet
Ginting menyebut AHY bisa saja menempati kursi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) menggantikan Dito Ariotedjo.
Sebab, Dito sedang tersandung kasus dugaan suap Rp 27 miliar dalam pembangunan BTS 4G Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo).
Kini kasusnya tengah ditangani Kejaksaan Agung.