Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Demokrat menolak anggapan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi Ketua Umum Partai Demokrat karena mendapatkan privilage karena sebagai putra sulung dari Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Deputi Bappilu Partai Demokrat Kamhar Lakumani menyatakan AHY berbeda dengan terpilihnya putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Dia pun meminta AHY tidak dikaitkan dengan Kaesang.
"Yang pasti jika kemudian masuknya Kaesang ini dikait-kaitkan dengan putra Presiden lainnya seperti Mas Tomy Soeharto dan Mas AHY, kami melihatnya sangat berbeda terutama dalam prosesnya," kata Kamhar saat dikonfirmasi, Selasa (26/9/2023).
Baca juga: Rocky Gerung Ibaratkan Ditunjuknya Kaesang Jadi Ketum PSI Layaknya Pergantian Manajer
Ia menjelaskan bahwasanya AHY menjadi Ketua Umum Demokrat melalui proses yang panjang.
Yakni, AHY memulai karirnya di politik sebagai Komandan Kogasma Partai Demokrat terlebih dahulu.
"Mas AHY pun demikian, berproses mulai dari Komandan Kogasma, Waketum, baru kemudian menjadi menjadi Ketua Umum setelah 3 tahun mengabdi sebagai kader," jelasnya.
Baca juga: Kaesang Simbol Legitimasi Kekuasaan Trah Jokowi di PSI
Sementara itu, kata Kamhar, Tommy Soeharto memulai karir politiknya sebagai kader partai Demokrat terlebih dahulu.
Setelah itu, Tommy mendirikan partai sendiri yakni Partai Berkarya.
"Mas Tomy dan Mas AHY keduanya memimpin partai saat orang tuanya tak lagi menjabat sebagai Presiden," katanya.
Karena itu, Kamhar menilai karir politik AHY berbeda dengan Kaesang yang baru tiga hari langsung menempati jabatan strategis sebagai Ketua Umum PSI.
"Berbeda dengan Kaesang yang baru 3 hari masuk partai langsung menempati posisi ketum. Karena saat ini sudah ditetapkan sebagai Ketum, kami ucapkan selamat datang di pentas politik dan selamat mengemban tugas," tandasnya.