Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ashri Fadilla
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Eks Direktur Utama BAKTI Kominfo, Anang Achmad Latif mengakui adanya penerimaan Rp5 miliar terkait kasus dugaan korupsi pengadaan tower BTS 4G BAKTI Kominfo.
Pengakuan itu tertuang dalam pleidoi atau nota pembelaannya yang dibacakan dalam persidangan di Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (1/11/2023).
Katanya, dia menerima uang tersebut lantaran khilaf.
"Saya juga khilaf dan menyesali pernah menerima uang selama pekerjaan ini sebanyak Rp 5 miliar," ujarnya.
Uang Rp 5 miliar itu diakuinya dipakai untuk membeli rumah.
Dia pun mengakui perbuatan itu sebagai kesalahan.
"Sebanyak Rp 5 miliar untuk membeli sebuah rumah. Saya hanyalah manusia biasa yang tidak bisa luput dari kesalahan-kesalahan," kata Anang Latif.
Adapun rumah yang dimaksud, berlokasi di Kota Baru Parahyangan, Bandung, Jawa Barat.
Rumah tersebut diketahui sudah disita oleh Kejaksaan Agung.
Atas penyitaan itu, tim penasihat hukum Anang Latif menganggap bahwa kliennya tak bisa lagi dituntut membayar uang pengganti Rp 5 miliar.
"Karena uang yang diterima Terdakwa
sebesar Rp 5.000.000.000 dari Irwan Hermawan dan Jemmy Sutjiawan yang kemudian digunakan untuk membeli rumah di Tatar Spatirasmi – Kota Baru Parahyangan telah disita, maka kepada Terdakwa tidak lagi dapat dihukum untuk membayar uang pengganti atau apabila Terdakwa dihukum membayar uang pengganti," kata penasihat hukum Anang Achmad Latif dalam persidangan yang sama.
Untuk diketahui, uang Rp 5 miliar ini sebelumnya termaktub di dalam dakwaan Anang Achmad Latif.
Di dakwaan, tertera bahwa Rp 2 miliar diperoleh dari Jemy Sutjiawan dan Rp 3 miliar dari Irwan Hermawan.