Memilih untuk menikahi pria yang usianya beda 8 tahun, Fitria selalu membicarakan soal jodoh ke sang ibu.
"(Fitria) pendiam, nggak neko neko. Kalau soal makan dia pilih pilih, karena dia bisa masak sendiri. Kalau di rumah sebelum nikah dia masakkan kami," akui Nurul Afini.
Selama mengasuh Fitria, Nurul Afini tak pernah kerepotan. Terlebih saat sudah memasuki usia dewasa, sulung dari tiga bersaudara itu selalu menceritakan sosok pria yang dekat dengannya.
"Kalau (Fitria) pacaran, saya suruh datang ke rumah. Ada 2 orang yang suka anak saya, saya suruh datang ke rumah. Jadi dia ini menurut. Nah dia ini saya jodohkan. Yang menjodohkan adik saya," ungkap Nurul Afini.
Fitria memilih menikah muda di bulan Mei 2023. Sebagai ibu, Nurul Afini turut bahagia. Tak berselang lama dari pernikahan itu, Fitria langsung mengandung anak pertama.
Hal itulah yang membuat Fitria kerap berkomunikasi dengan sang ibu.
Kini, Nurul Afini menuntut keadilan untuk putri kesayangannya. Nurul ingin agar sang besan dihukum seberat-beratnya.
Khoiri Mengaku Kalut dan Menyesal
Khoiri tega menghabisi nyawa menantunya yang sedang mengandung tujuh bulan diciduk warga dan polisi dari Polres Pasuruan.
Khoiri yang bertubuh tambun itu mengungkap alasannya nekat membunuh sang menantu.
Di Selasa sore itu, Khoiri mengaku pikirannya sedang kalut. "Tadi tidak ada pikiran apa-apa, pak. Setan di pikiran, sudah gelap," kata Khoiri kepada polisi, Kamis (2/11/2023).
Atas aksi kejinya itu, Khoiri menyesal telah membunuh sang menantu.
Khoiri lantas curhat mengenai alasannya menyiksa Fitria hingga membunuhnya dengan sadis. Khoiri menghabisi nyawa Fitria dengan cara lehernya ditebas menggunakan pisau dapur.
"Menyesal saya, Pak. Tadi saya sumpek (penat) pikirannya. Pikiran saya pendek, jual TV tidak laku-laku buat bayar-bayar, bingung saya," pungkas Khoiri dengan nada bicara lemas.
Aksi pembunuhan ayah mertua terhadap menantunya itu pertama kali diketahui oleh anak pelaku yang merupakan suami korban.
Pulang dari interview kerja, Sueb (31) tersentak melihat istrinya bersimbah darah di dalam kamar.
Jenazah Fitria Almuniroh Hafidloh dimakamkan di kompleks permakaman umum di Desa Parerejo, Purwodadi, Pasuruan.