Laporan Wartawan Tribunnews.com, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny B Lukito mengakhiri pengabdiannya sebagai kepala BPOM dengan menerbitkan buku berjudul Karya & Kiner7a (dibaca: Kinerja), Melewati Multi Krisis: Pandemi COVID-19 di Gedung Merah Putih BPOM, Senin (6/11/2023).
Di buku ini Penny berbagi cerita nyata dari perjalanan berharga yang telah dilewati. Terangkum berbagai catatan sejarah BPOM dalam menghadapi krisis Covid-19 sebagai regulator yang berorientasi pada perlindungan kesehatan masyarakat.
Baca juga: Kepala BPOM Resmikan 11 UPT, Diharapkan Tingkatkan Kualitas UMKM Obat dan Pangan Olahan
Di buku ini pula dia menceritakan bagaimana BPOM juga melakukan berbagai upaya mendorong kemandirian serta daya saing sediaan farmasi nasional di tengah krisis pandemi.
Penny menjelaskan, pandemi Covid-19 telah memberikan pengalaman dan transformasi baru bagi BPOM. Pengalaman ini membuktikan, bahwa dalam kondisi terbatas dan krisis BPOM mampu berinovasi, mengelola sumber daya yang ada untuk menghasilkan berbagai solusi, berselancar dalam situasi krisis dari berbagai tekanan yang ada.
“Pandemi makin memantapkan integritas BPOM sebagai cerminan dari kredibilitas negeri ini. Kritik adalah dukungan bagi kami untuk terus meningkatkan kinerja. Beragam tantangan, tekanan, dan tempaan masalah telah dan akan terus dihadapi. Kami percaya, setiap ujian adalah kawah candradimuka yang akan membentuk BPOM makin kuat,” ungkap Penny K.Lukito.
Pada kegiatan launching yang secara khusus didedikasikan untuk seluruh pihak yang telah berkolaborasi bersama BPOM dalam penanganan pandemi Covid-19, hadir beberapa tokoh yang terlibat langsung dengan BPOM pada saat penanganan pandemi. Salah satunya adalah Prof. dr. Rianto Setiabudy yang menyampaikan pengalamannya saat melakukan penilaian vaksin Covid-19 bersama BPOM.
Di acara peluncuran buku ini turut menyampaikan testimoninya saat terlibat dalam penanganan pandemi bersama BPOM antara lain Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, perwakilan WHO Indonesia, perwakilan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, dan jajaran personel BPOM.
Baca juga: Influencer Desak BPOM Klarifikasi Risiko BPA pada Galon Isi Ulang Bermerek
Selain launching buku, pada kesempatan ini BPOM juga meresmikan beberapa sarana prasarana penunjang pelayanan BPOM sebagai wujud nyata komitmen BPOM meningkatkan kualitas pelayanan publik secara berkelanjutan.
Lima infrastruktur baru di BPOM yang diresmikan adalah gedung Phinisi untuk Pusat Data dan Informasi Obat dan Makanan, BPOM Command Center untuk pemantauan proses bisnis BPOM secara komprehensif dan real time, Ruang Sejiwa (Sehat Jiwa) untuk konseling pegawai, Ruang Diorama untuk memberikan informasi menyeluruh kinerja BPOM berdasarkan arsip-arsip yang tersedia menggunakan sentuhan teknologi, dan Cafe Nusantara di Gedung Merah Putih.
BPOM juga meluncurkan 23 produk informasi sebagai pedoman dan edukasi seputar penelitian, pembinaan pelaku usaha, dan materi pemberdayaan masyarakat serta program Intensifikasi Pengawasan dan Penindakan Obat dan Makanan Ilegal.
Penny K. Lukito berharap agar kehadiran infrastruktur baru dan program kegiatan BPOM ini dapat memberi manfaat optimal untuk peningkatan kinerja BPOM melayani masyarakat. Dia menyampaikan ungkapan terima kasih atas dukungan seluruh pihak dalam pelaksanaan tugas dan fungsi BPOM. “Semoga kita dapat terus bersinergi dalam perlindungan kesehatan masyarakat dan pengembangan dunia usaha obat dan makanan.” tutupnya.