News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Intervensi Pemerintah Dibutuhkan untuk Tekan Prevalensi Diabetes di Tanah Air

Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat saat memberikan sambutan pada peringatan Hari Osteoporosis Nasional (HON) 2023 yang digelar oleh Perkumpulan Warga Tulang Sehat Indonesia (Perwatusi) di Plaza Utara Gelora Bung Karno, Minggu (29/10/2023).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Intervensi pemerintah melalui penerapan kebijakan, terkait penanggulangan penyakit tidak menular mesti dilakukan secara konsisten agar upaya menekan prevalensi diabetes di tanah air.

Hal ini disampaikan Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat saat membuka diskusi daring bertema Waspada Diabetes Menggerogoti Usia Produktif yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu (15/11/2023).

"Problem diabetes ada di depan mata kita, sehingga membutuhkan perhatian serius semua pihak," kata dia.

Menurut Lestari, ancaman tersebut harus diantisipasi dan dicermati agar bonus demografi yang diharapkan tidak berubah menjadi beban.

Apalagi, ujar Rerie sapaan akrab Lestari, berdasarkan catatan WHO angka kasus diabetes di dunia yang terbanyak adalah type 2 yang bisa dicegah dengan pemahaman dan upaya yang tepat.

Kondisi tersebut, tambah Rerie harus menjadi perhatian apalagi diabetes menyerang usia produktif.

Ia mendorong agar para pemangku kepentingan benar-benar aktif melakukan pencegahan melalui penerapan sejumlah kebijakan yang relevan.

Selain itu, tambah dia, juga harus diinisiasi gerakan peningkatan kualitas hidup sehat melalui edukasi dan peningkatan layanan kesehatan melalui sistem kesehatan terpadu demi memaksimalkan manfaat bonus demografi pada Indonesia Emas 2045.

Sementara Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kemenkes RI, Eva Susanti sependapat bahwa kesiapan mewujudkan bonus demografi harus diiringi dengan upaya membangun generasi emas yang sehat.

Karena kondisi saat ini di Asia Tenggara, ungkap Eva, kasus diabetes menduduki peringkat ke-6 dengan jumlah penderita 90,2 juta atau 8,7 persen dari populasi.

Jumlah kasus tersebut, ujar Eva, akan terus naik bila tidak ada upaya untuk mengendalikan faktor risiko. Apalagi, tegas dia, diabetes merupakan ibu dari segala penyakit.

Menurut Eva gaya hidup seperti merokok, kurangnya aktivitas fisik dan kurang makan buah dan sayuran dapat meningkatkan risiko terkena penyakit tidak menular seperti diabetes.

Sejatinya, tegas dia, bila diterapkan tata laksana yang tepat diabetes dapat diatasi.

Pemerintah, ungkap Eva, juga sudah berupaya melakukan langkah-langkah pencegahan dengan deteksi dini pada sistem layanan kesehatan yang ada hingga penatalaksanaan terhadap para penderita.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini