TRIBUNNEWS.COM - Dalam Khutbah Jumat, khatib akan menyampaikan nasihat, ajakan, informasi, dan peringatan kepada jamaah sebelum pelaksanaan salat Jumat.
Berikut adalah contoh teks khutbah Jumat berjudul "Menjaga Perairan dari Musibah", dikutip dari laman Majelis Ulama Indonesia (MUI).
(الخطبة الأولى)
السّلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالهُدَى وَدِيْنِ الحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ المُشْرِكُوْنَ أَشْهَدُ أَنْ لاإِلهَ إِلا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.أَمَّا بَعْدُ
فَيَا عِبَادَ اللهِ! أُوْصِى نَفْسِى وَأَنْتُمْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ, إِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم}، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ.
Ma’asyiral muslimin Rahimakumullah!
Alhamdulillah, atas ijin dan karunia Allah kita semua dapat menjalankan segala aktifitas kita dengan baik, lancar, hingga kita dapat menjalankan ibadah Jumat pada siang hari ini. Shalawat dan salam senantiasa terlimpahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW, yang selalu menjadi suri teladan bagi kita semua, semoga shalawat dan salam senantiasa kita dapatkan pada hari akhir nanti, amin ya rabbal ‘alamin.
Mari kita senantiasa menjaga iman kita, agar kita senantiasa dapat selalu beribadah dan memperbanyak amal saleh, sehingga dengan cara itulah, ketakwaan di sisi Allah akan senantiasa kita dapatkan. Taqwa sendiri adalah menjalankan segala apa yang diperintahkan Allah dan menjauhkan atas apa yang dilarang oleh-Nya.
Jama’atal mushalin rahimakumullah!
Selain air memiliki manfaat, dalam beberapa fenomena alam juga terjadi bencana alam yang disebabkan air, hal tersebut mencerminkan karean kurangnya bersyukur manusia atas segala anugrah Tuhan yang Mahakuasa, sehingga manusia sombong dan melakukan kerusakan dengan berbagai cara dalam pemanfaataan air. Allah SWT, berfirman dalam Alquran surat al-Anam ayat 6 sebagaimana berikut:
اَلَمْ يَرَوْا كَمْ اَهْلَكْنَا مِنْ قَبْلِهِمْ مِّنْ قَرْنٍ مَّكَّنّٰهُمْ فِى الْاَرْضِ مَا لَمْ نُمَكِّنْ لَّكُمْ وَاَرْسَلْنَا السَّمَاۤءَ عَلَيْهِمْ مِّدْرَارًا ۖوَّجَعَلْنَا الْاَنْهٰرَ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهِمْ فَاَهْلَكْنٰهُمْ بِذُنُوْبِهِمْ وَاَنْشَأْنَا مِنْۢ بَعْدِهِمْ قَرْنًا اٰخَرِيْنَ
Artinya: “Tidakkah mereka memperhatikan berapa banyak generasi sebelum mereka yang telah Kami binasakan, padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukannya di bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu. Kami curahkan hujan yang lebat untuk mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa-dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan generasi yang lain setelah generasi mereka.” (QS al-Anam ayat 6).
Dalam ayat lain Allah SWT, juga menjabarkan dalam surat Taha ayat 78 sebagaimana berikut:
فَاَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ بِجُنُوْدِهٖ فَغَشِيَهُمْ مِّنَ الْيَمِّ مَا غَشِيَهُمْ ۗ
Artinya: “Kemudian Firaun dengan bala tentaranya mengejar mereka, tetapi mereka digulung ombak laut yang menenggelamkan mereka.” (QS Taha: 78).
Segala kerusakan yang terjadi pada cerita Nabi Musa yang dengan ditenggelamkannya Firaun merupakan fenomena alam dan mukjizat nabi yang dianugerahkan Allah kepadanya, sampai hari ini fenomena alam ini masih sulit untuk dipahami sebab alamiahnya.