Berbagai tes dari LPDP pun dilalui oleh Maria Jochu hingga ia sampai di tahap terakhir, yaitu wawancara.
Ketika ditanya apakah akan melanjutkan di universitas dalam negeri atau di luar negeri, Maria Jochu dengan tegas ingin ke luar negeri dan memilih Program Human Resources di Marshall University untuk kuliah.
Saat menjalani perkuliahan Maria juga sempat berpindah tempat tinggal karena ingin memiliki teman yang bisa membuatnya semakin lancar dalam berbahasa Inggris.
“Jadi akhirnya semester berikutnya, saya keluar dari apartemen itu. Saya (pindah) gabung sama yang betul-betul bule. Jadi satu apartemen empat kamar, itu semua bule di dalam."
"Komunikasinya sama bule, teman main di kelas juga harus bule. Kalau tidak, saya nggak pintar pintar, ‘nggak paham paham. Kalau sama bule 'kan cepat tuh," beber Maria.
Sosok Maria Jochu
Dikutip dari TribunSumsel.com, Maria Jochu merupakan anak bungsu. Maria Jochu tinggal dengan delapan orang saudaranya.
Maria Jochu merupakan gadis Papua yang tinggal di Kelurahan Gurabesi, Kota Jayapura.
Setelah sebelumnya menjadi staf dan sekretaris lurah, kini Maria diberi mandat sebagai Lurah di Gurabesi, di pesisir Jayapura bagian Utara.
Maria Jochu mengaku, ia lebih memilih pulang ke Tanah Air karena orang tuanya.
Selain itu, ia juga merasa, Papua sedang tidak baik-baik saja, sehingga ia memutuskan untuk kembali mengabdi.
"Jadi pertama orangtua yang bikin pulang, kemudian ya Papua. Papua (saat ini) tidak baik-baik saja. Jadi memang harus sekolah, dan memang harus kembali mengabdi," kata Maria Jochu.
Maria merasa harus menyaksikan dan merasakan langsung perkembangan yang ada di Papua agar ia juga bisa membantu merubahnya.
"Kalau saya tidak menyaksikan dan merasakan langsung perkembangan dan perubahan apa yang terjadi di Papua, saya tidak bisa bantu untuk merubahnya. Jadi betul-betul harus merasakan setiap hal detail yang terjadi," ungkapnya.
Meski sudah menjadi lurah, Maria Jochu tidak cepat berpuas diri dan banyak hal yang masih ingin ia capai.