TRIBUNNEWS.com - Isu mundurnya menteri Presiden Joko Widodo (Jokowi) berembus kencang setelah Ekonom senior, Faisal Basri, menyinggungnya.
Saat menghadiri Political Economic Outlook 2024 di Tebet, Jakarta Selatan, pada Sabtu (13/1/2024) lalu, Faisal menyebut Menteri Keuangan, Sri Mulyani; Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono; serta Sekretaris Kabinet Indonesia Maju, Pramono Anung; siap mundur dari Kabinet Indonesia Maju.
"Ayo sama-sama kita bujuk Bu Sri Mulyani, Pak Basuki, dan beberapa menteri lagi untuk mundur. Itu efeknya dahsyat."
"Secara moral, saya dengar Bu Sri Mulyani paling siap untuk mundur."
"Pramono Anung sudah gagap. Kan PDIP belain Jokowi terus, pusing," klaim Faisal, Sabtu.
Diketahui, tiga nama yang disinggung Faisal tersebut merupakan orang 'kesayangan' Jokowi.
Sri Mulyani, Basuki, dan Pramono sudah menjadi pembantu presiden sejak periode pertama Jokowi memimpin Indonesia.
Dua Kali Masuk Kabinet Jokowi
Jokowi melantik Sri Mulyani menjadi Menteri Keuangan di Kabinet Kerja pada 27 Juli 2016.
Saat itu, Sri Mulyani ditunjuk menjadi Menteri Keuangan menggantikan Bambang Brodjonegoro.
Pramono Anung, yang saat itu menjabat sebagai Sekretaris Kabinet, mengatakan Jokowi sempat meminta izin pada petinggi Bank Dunia terkait penunjukan Sri Mulyani.
Mengingat kala itu Sri Mulyani menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia.
Baca juga: Isu Sri Mulyani dan Basuki Mundur dari Kabinet, Ganjar: Lebih Baik Publik Tahu Problemnya
"Pak Presiden sudah komunikasi dengan petinggi World Bank. World Bank pun menyetujui keinginan Presiden," ungkap Pramono, Rabu (27/7/2016).
Sri Mulyani kemudian merampungkan tugasnya sebagai pembantu presiden di periode pertama pemerintahan Jokowi.
Saat Jokowi kembali terpilih sebagai Presiden, Sri Mulyani lagi-lagi masuk dalam kabinet ayah Gibran Rakabuming Raka itu.