Sri Mulyani bersama 37 orang lainnya dilantik di Istana Kepresiden oleh Jokowi pada 23 Oktober 2019.
Sementara itu, nama Basuki Hadimuljono pertama kali mencuat di kabinet Jokowi pada 26 Oktober 2014, enam hari setelah Jokowi resmi dilantik sebagai Presiden.
Saat Jokowi memanggil Basuki ke Istana Kepresidenan, Jokowi menyebut pria lulusan UGM itu sebagai pekerja tangguh yang berpengalaman di infrastruktur karena merupakan birokrat senior di Kementerian PUPR.
Ketika ditunjuk menjadi Menteri PUPR, Basuki langsung menanggalkan jabatannya di Wijaya Karya.
Basuki kembali terpilih menjadi menteri saat Jokowi memimpin di periode keduanya sebagai presiden.
Jokowi menunjuk Basuki menjadi Menteri PUPR lagi dengan harapan bisa terus melanjutkan pembangunan infrastruktur, salah satu yang menjadi visi utama Jokowi.
Seperti Sri Mulyani, Pramono Anung masuk sebagai pembantu presiden di tengah pemerintahan Jokowi.
Baca juga: Faisal Basri Luruskan soal Seruannya Agar Sri Mulyani dan Basuki Mundur, Sebut Ini Perjuangan Moral
Ia ditunjuk sebagai Sekretaris Kabinet oleh Jokowi pada 12 Agustus 2015, menggantikan Andi Widjajanto.
Lalu, pada 23 Oktober 2019, tiga hari setelah dilantik DPR RI, Jokowi mengumumkan nama Pramono kembali menjadi Sekretaris Kabinet.
Istana: Menteri Kabinet Indonesia Maju Solid
Menanggapi isu mundurnya menteri Presiden Jokowi, Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana, buka suara.
Ia mengatakan sampai saat ini menteri-menteri di Kabinet Indonesia Maju tetap kompak dan solid membantu Jokowi sampai akhir masa jabatannya.
"Seluruh Menteri Kabinet Indonesia Maju tetap kompak dan solid membantu Presiden untuk memimpin penyelenggaraan pemerintahan sampai akhir masa jabatannya," kata Ari kepada wartawan, Kamis (18/1/2024).
Ia lantas menegaskan tidak akan memperpanjang isu tersebut.
"Terkait isu yang sengaja dilemparkan oleh beberapa pihak bahwa ada menteri yang siap mundur atau tidak nyaman dalam pemerintahan."