News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hari Raya Galungan

Apa Saja Rangkaian Hari Raya Galungan? Hari Raya Galungan Jatuh pada 28 Februari 2024

Penulis: Lanny Latifah
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Umat Hindu di Kota Tangerang, Banten, sedang melakukan ritual persembahyangan pada perayaan Hari Raya Galungan di Pura Kertajaya, Rabu (8/6/2022). Hari Raya Galungan diperingati untuk memperingati terciptanya alam serta merayakan kemenangan kebenaran (dharma) melawan kejahatan (adharma). Warta Kota/Nur Ichsan

Hari ini dirayakan setiap Senin Pon wuku Dungulan.

Baca juga: 10 Fakta Hari Raya Galungan dan Kuningan Umat Hindu di Bali

6. Hari Penampahan

Hari Penampahan jatuh sehari sebelum Galungan, tepatnya pada hari Selasa Wage wuku Dungulan.

Pada hari ini umat akan disibukkan dengan pembuatan penjor sebagai ungkapan syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugrah yang diterima selama ini.

Penjor ini dibuat dari batang bambu melengkung yang diisi hiasan sedemikian rupa.

Selain membuat penjor umat juga menyembelih babi yang dagingnya akan digunakan sebagai pelengkap upacara.

Penyembelihan babi ini juga mengandung makna simbolis membunuh semua nafsu kebinatangan yang ada dalam diri manusia.

7. Hari Raya Galungan

Saat pagi Hari Raya Galungan, umat telah memulai upacara untuk Galungan yang dimulai dari persembahyangan di rumah masing-masing hingga ke Pura sekitar lingkungan.

Tradisi yang kerap dijumpai pada Galungan adalah Tradisi "Pulang Kampung", yakni umat yang berasal dari daerah lain, seperti perantauan akan menyempatkan diri untuk sembahyang ke daerah kelahirannya masing-masing.

Bagi umat yang memiliki anggota keluarga yang masih berstatus Makingsan di Pertiwi (mapendem/dikubur), maka umat tersebut wajib untuk membawakan banten ke kuburan dengan istilah Mamunjung ka Setra Kuburan saat hari Raya Galungan.

8. Hari Umanis Galungan

Pada umanis Galungan, umat akan melaksanakan persembahyangan dan dilanjutkan dengan Dharma Santi dan saling mengunjungi sanak saudara atau tempat rekreasi.

Anak-anak akan melakukan tradisi ngelawang, di mana anak-anak akan menarikan barong disertai gambelan dari pintu rumah penduduk satu ke yang lainnya (lawang ke lawang).

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini