TRIBUNNEWS.COM - Hari ini, Kamis (29/2/2024) merupakan hari kabisat.
Pasalnya, tanggal 29 Februari hanya akan muncul setiap 4 tahun sekali.
Bahkan sejarah memperkirakan hanya ada lima juta orang di dunia yang lahir pada 29 Februari.
Hari Kabisat diperlukan karena waktu yang dibutuhkan Bumi untuk menyelesaikan orbitnya mengelilingi matahari adalah sekitar 365,25 hari.
Sedangkan satu tahun dalam kalender berjumlah 365 hari.
Jadi, hampir setiap 4 tahun, satu hari kabisat ditambahkan untuk menghitung empat hari tambahan 0,25.
Gagasan untuk menambahkan waktu ke kalender melalui hari kabisat telah ada selama ribuan tahun.
Ptolemeus III Euergetes mencoba, namun gagal, menerapkan skema tersebut pada abad ke-3 SM dan telah disempurnakan seiring berjalannya waktu.
Pada tahun 46 SM, kalender Julian memperkenalkan hari kabisat setiap empat tahun sekali, namun masalah pengukuran yang digunakan menyebabkan perbedaan yang semakin besar selama beberapa abad.
Kalender Gregorian mereformasi konsep tersebut pada tahun 1582 dengan menghilangkan tahun kabisat dalam tahun-tahun abad yang tidak habis dibagi 400.
Inilah sebabnya tahun 1600 dan 2000 merupakan tahun kabisat, sedangkan tahun 1700, 1800, dan 1900 bukan tahun kabisat dan mengapa tahun 2400 akan menjadi tahun kabisat.
Baca juga: Google Doodle Hari Ini Rayakan Hari Kabisat 29 Februari yang Muncul 4 Tahun Sekali
Ada adat istiadat dan tradisi yang terkait dengan tahun dan hari kabisat.
Di Yunani, ada yang percaya bahwa menikah pada tahun kabisat atau hari kabisat membawa sial.
Tradisi lain yang sudah ada sejak berabad-abad yang lalu menyatakan bahwa selama tahun kabisat atau pada hari kabisat, seorang wanita diperbolehkan untuk melamar seorang pria daripada menunggu seorang pria untuk melamar.
Apa yang terjadi jika tidak menambahkan hari kabisat pada 29 Februari?
Maka, setiap tahun kalender akan dimulai sekitar 6 jam lebih awal sehubungan dengan revolusi Bumi mengelilingi Matahari, dikutip dari Time and Date.
Sebagai konsekuensinya, penghitungan waktu kita perlahan-lahan akan menjauh dari tahun tropis dan semakin tidak sinkron dengan musim.
Dengan penyimpangan sekitar 6 jam per tahun, musim akan bergeser sekitar 24 hari kalender dalam 100 tahun.
Hari kabisat dapat melengkapi hal tersebut, dengan memberi Bumi waktu tambahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu lingkaran penuh mengelilingi Matahari.
(Tribunnews.com, Widya)