Dirinya menggarisbawahi, pengelolaan sanitasi perlu diadopsi dan diadaptasi dalam rencana pembangunan daerah.
Pada gelaran lokakarya pembelajaran dan penutupan program ini, disampaikan, kalau dalam melakukan pendampingan pengelolaan sanitasi yang inklusif dan berkelanjutan, SNV bersama pemerintah kota melakukan enam komponen pendekatan untuk memecahkan permasalahan seputar sanitasi.
Keenam komponen tersebut adalah 1) Komunikasi Perubahan Perilaku& peningkatan kesadaran; 2) layanan sanitasi yang aman&terjangkau; 3) tata kelola sanitasi; 4) keuangan &investasi yang cerdas; 5) pengolahan, penggunaankembali, dan pembuangan yang aman; dan 6) pengelolaanpengetahuan, pembelajaran, pemantauan, dan evaluasi.
Baca juga: Program Water Credit Buka Akses Warga Puhkerep Nganjuk Dapatkan Pasokan Air Minum dan Sanitasi
Nitta Rosalin dari Direktorat SUPD II Kementerian Dalam Negeri juga menyampaikan kalau praktik baik yang dilakukan di tiga kota bersama dengan SNV dan Kementerian Dalam Negeri harapannya dapat diaplikasikan di kota-kota besar lainnya.
“Kami memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Pemerintah Daerah Kota Tasikmalaya, Kota Metro, dan Kota Bandar Lampung atas kerja kerasnya dalam mengerahkan sumber daya yang ada untuk mendukun gpercepatan layanan sanitasi berkelanjutan di daerah," ujarnya.
Ia mengharapkan terdapat komitmen kepala daerah dalam percepatan pembangunan sanitasi pada lima tahun mendatang khususnya terkait pembiayaan, pendanaan, perencanaan, dan penganggaran untuk air minum, sanitasi, dan perumahan untuk ditingkatkan.