Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan terus menggalakkan program bantuan pompanisasi, khususnya di lahan persawahan tadah hujan.
Program ini dirancang untuk meningkatkan indeks pertanaman (IP) yang selama ini berpotensi besar.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, pihaknya melakukan percepatan tanam di sejumlah wilayah melalui pompanisasi.
Amran optimistis program pompanisasi bisa memacu aktivitas tanam di musim kedua tahun ini agar berjalan lebih cepat dan maksimal.
Program pompanisasi ini dikonsentrasikan untuk lahan sawah yang IP satu namun memiliki sumber air yang tersedia sepanjang tahun. Artinya, lahan-lahan sawah tersebut hanya mampu tanam satu kali dalam setahun. Program ini diharapkan dapat meningkatkan indeks pertanaman yang tadinya hanya satu menjadi dua atau lebih dalam setahun.
"Lahan yang IP satu, jika ditingkatkan menjadi dua atau tiga berarti akan bisa menjadi dua kali lipat bahkan tiga. Hal itu bisa menjadi potensi besar, dan kami siapkan pompa, inilah solusi cepat untuk menangani pangan," kata Amran dalam keterangannya, Minggu (31/3/2024).
Tidak hanya Pulau Jawa, Amran mengatakan program ini akan diperluas hingga wilayah lain di luar Pulau Jawa, agar upaya peningkatan produksi padi berjalan secara masif.
Pasalnya, pompanisasi dapat membantu aktivitas tanam petani di lapangan. Petani akan lebih mudah dan cepat melakukan olah tanah dan tanam.
“Kami rancang Pulau Jawa minimal 500.000 hektar, itu minimal. Jadi kami fokus Jawa, karena Jawa rentang kendalinya dekat. 70 persen produksi juga di Jawa, sehingga langsung kami sentuh Jawa dulu, kemudian luar Jawa juga kami target 500.000 hektar,” kata Amran.
Di tempat terpisah, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Ali Jamil meninjau lahan tadah hujan di di Desa Mekar Sari, Anyer, Serang.
Ali ditemani ketua Kelompok Tani Karya Tani, Tubagus Barhul Ilmi untuk melihat lahan tadah hujan seluas 100 hektare.
"Tinjauan ini untuk melihat secara langsung kebutuhan prasarana pompa yang diperlukan untuk meningkatkan produktivitas pertanian di lahan tadah hujan di sini," ujar Ali.
Ali menjelaskan, dari total lahan 100 ha, saat ini hanya 50 ha yang dapat dikelola. Sisanya 50 ha tidak dapat ditanami lagi karena bendungan Kidemang jebol saat banjir 2016 silam yang menyebabkan tidak berfungsi lagi.