Setelah ibunya pergi, Saoda harus menitipkan putrinya ke kakaknya.
Saoda merasa sangat kurang mecurahkan rasa sayangnya kepada anak selama ini.
“Saya meninggalkan anak saya saat masih berusia dua bulan,” aku dia.
Anaknya terpaksa ditinggal karena panggilan tugas.
Putri semata wayangnya itu merupakan hasil pernikahan dengan Tajuddin pada tahun 2017 yang juga berprofesi pelaut kapal swasta.
Kondisi tersebut membuat perasan Saoda menjadi kalut.
Wanita 38 tahun tersebut bimbang apakah harus bertahan bekerja di laut atau mencoba peruntungan di darat
Saoda sedang memantapkan hatinya sekarang.
Berharap ada peluang untuk lebih dekat dengan si kecil.
“Dia ini (Aufa) broken home,” kata Saoda dengan pandangan kosong.
Kedua orang tua pergi berlayar tentu bukan sesuatu yang mudah bagi hati mungil Aufa.
Akan tetapi, Saoda mencoba berpikir positif bahwa ada hikmah di mana putrinya bisa menjadi lebih mandiri.
“Saya punya keinginan dan harapan bisa pindah ke darat sehingga bisa lebih banyak memantau anak saya yang sudah mau masuk ke sekolah dasar,” ucapnya.
Tiga bulan meninggalkan anak terasa sangat lama bagi Saoda.