Ada 120 lokasi pengamatan hilal (bulan baru) di seluruh Indonesia.
"Tim akan melaporkan, apakah pada hari itu hilal terlihat atau tidak," kata dia.
Andai hilal terlihat pada Selasa, 9 April 2024 sore, maka Rabu, 10 April 2024 akan ditetapkan sebagai 1 Syawal 1445 H sekaligus sebagai Hari Raya Idul Fitri.
Sementara jika hilal tidak atau gagal terlihat, maka bulan Ramadhan akan digenapkan menjadi 30 hari.
Nantinya, hasil hisab serta rukyatulhilal akan dibahas dan ditetapkan dalam sidang isbat.
Lebaran 2024 Berpotensi Serentak
Sementara itu, Lebaran 2024 berpotensi serentak yaitu pada Rabu, 10 April 2024 besok meski terjadi perbedaan pada awal Ramadhan 2024.
Diketahui, Muhammadiyah sudah lebih dulu berpuasa Ramadhan 2024 pada Senin, 11 Maret 2024.
Sementara pemerintah dan NU menetapkan 1 Ramadhan 2024 jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024.
Potensi Lebaran 2024 yang akan berjalan serentak diungkapkan peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin.
Lewat kanal YouTube, Thomas Djamaluddin menjelaskan, posisi hilal pada saat maghrib akhir Ramadhan, 9 April 2024 di wilayah Indonesia sudah cukup tinggi.
Pada saat maghrib di Jakarta, tinggi bulan sudah lebih dari 6 derajat. "Berarti telah melebihi batas kriteria MABIMS (minimal 3 derajat)," kata Thomas.
Thomas melanjutkan, untuk elongasi bulan (jarak pisah dari matahari) pada saat maghrib juga relatif lebih besar yaitu lebih dari 8 derajat.
Hilal diharapkan sudah cukup tebalnya untuk bisa teramati, walau tetap sulit karena masih sangat tipis.
"Diharapkan hasil rukyat berhasil mengidentifikasi hilal Syawal untuk menjadi bahan Menteri Agama, mengisbatkan Idul Fitri jatuh pada 10 April 2024," ujar dia.
Andai nanti hasil sidang isbat Lebaran jatuh pada Rabu, 10 April 2024, maka akan sama seperti keputusan Muhammadiyah.
Sebelumnya, organisasi Islam itu telah memutuskan jauh-jauh hari, 1 Syawal 1445 H jatuh pada Rabu, 10 April 2024.
(Tribunnews.com/Sri Juliati)