Karena itu, Bahlil berujar bahwa pikiran Megawati dan Jokowi tak dapat disamakan dengan Hasto.
"Enggak perlu kita grasa-grusu, mereka kan bersahabat, pasti mempunyai jiwa kenegaraan yang baik," ujar Bahlil, dikutip dari Kompas TV, Kamis.
"Pikiran Ibu Mega sama Pak Presiden tidak bisa disamakan dengan pikiran Pak Hasto."
"Ibu Mega itu presiden, tokoh besar. Pak Jokowi juga presiden, masa mau disamain sama pikiran orang yang enggak pernah jadi presiden," imbuhnya.
Bahlil menegaskan, Jokowi tidak pernah keberatan untuk bersilaturahmi dengan siapa pun, termasuk Megawati.
Karena itu, ia menduga pertemuan Jokowi dan Megawati hanya tinggal menunggu waktu yang tepat.
"Setiap warga negara kan boleh saja, kalau presiden jangankan Ibu Mega yang lain pun enggak ada masalah. Tokoh masyarakat aja ketemu boleh, enggak masalah."
"Saya enggak tahu kalau dari Ibu Mega, kalau dari presiden santai-santai saja. Saya yakin mereka ada konek hati, mungkin tunggu waktu yang tepat," tandas Bahlil.
Baca juga: Bahlil Bicara Peluang Jokowi jadi Penasihat Khusus Presiden: Itu Hak Prerogatif Prabowo
Projo Beri Peringatan Hasto
Sekretaris Jenderal DPP Projo, Handoko juga turut mengomentari aksi Hasto yang dinilai mempersulit Jokowi bertemu Megawati.
Handoko berujar, tidak perlu syarat politis dalam silaturahmi Jokowi dan Megawati.
Menurutnya, silaturahmi terutama di bulan Syawal dapat memberikan banyak berkah.
“Urusan bangsa dan negara itu tidak melulu soal politik. Enggak usah pakai syarat,“ katanya hari ini, Sabtu (13/04/2024).
Handoko menegaskan, silaturahmi hanya membutuhkan niat baik dan ketulusan hati.
Tidak perlu syarat-syarat politis yang hanya akan mencederai hati rakyat.