Siklus yang relatif lebih lama pun membuat gunung menyimpan lebih banyak material sebelum dikeluarkan berupa erupsi.
Bahkan pada tahun 1800an, Gunung Ruang pernah mengakibatkan tsunami.
Menurut Volcanologist & Subkoordinator Mitigasi Gunungapi Wilayah Timur Indonesia, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Devy Kamil Syahbana, dulu banyak korban erupsi yang meninggal.
"Dulu daerah Tagulandang yang paling terdampak, karena banyak yang meninggal di sana," kata Devy, Minggu (17/4/2022) lalu.
Devy juga menyebut, pada tahun 2002, pernah meletus setelah 53 tahun tak erupsi.
"Sebelum tahun 2002, sempat meletus tahun 1949, kan cukup lama istirahat selama 53 tahun."
"Akhirnya karena sudah menumpuk, tahun 2002 meletus besar namun tidak sampai tsunami. Sekarang sudah mendingan hanya 20 tahun," jelasnya, dilansir TribunManado.co.id.
Gunung Ruang Kembali Erupsi
Gunung Ruang di Tagulandang, Sitaro, Sulawesi Utara, yang kembali erupsi pada Rabu (17/4/2024).
Dikutup dari TribunManado.co.id, Kepala PVMBG menjelaskan, erupsi Gunung Ruang pada 17 April 2024 terjadi pertama kali pukul 01.08 Wita.
Adapun ketinggian kolom erupsi diperkirakan mencapai 2.500 m, disertai suara gemuruh serta dentuman.
Pada pukul 05.05 Wita, ketinggian kolom erupsi diperkirakan 1.800 m dari puncak.
Kemudian, pukul 18.00 Wita terjadi erupsi dengan ketinggian mencapai 2.500 m dari puncak.
"Dan kemudian pukul 20.15 Wita kembali terjadi erupsi eksplosif dengan tinggi kolom erupsi teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan tinggi sekitar 3.000 m, di atas puncak yang disertai suara gemuruh dan gempa terasa di Pos PGA Ruang," jelasnya lagi.
Baca juga: Status Gunung Ruang Naik Jadi Awas, Ada Potensi Tsunami hingga Belasan Ribu Warga Dievakuasi
Paska erupsi, status Gunung Ruang pun naik dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas).