"Dari sudut psikologi forensik, kematiannya baru bisa disimpulkan seabgai bunuh diri hanya jika terpenuhi tiga syarat yaitu perbuatannya sepenuhnya sukarela (voluntary)."
"Lalu, niatnya (Brigadir RAT) menarik pelatuk semata-mata untuk bunuh diri dan bukan melukai atau pun membuat cacat, serta pemahaman yang bersangkutan bahwa perbuatannya dapat mengakibatkan kematian," jelas Reza.
Dari syarat tersebut, Reza mengungkapkan perlunya penyidik Polres Metro Jakarta Selatan untuk melakukan autopsi psikologi forensik.
"Syarat ke-1 terpenuhi. Syarat ke-2, boleh ya (terpenuhi) boleh tidak. Syarat ke-3, entahlah."
"Untuk menjawabnya secara lengkap, butuh autopsi psikologi forensik. Masalahnya, kali ini psifor justru tak Polres Jaksel libatkan," ujarnya.
Polisi Tutup Kasus Tewasnya Brigadir RAT, Murni Akhiri Hidup
Sebelumnya, Polres Metro Jakarta Selatan resmi menutup penyelidikan kasus tewasnya Brigadir RAT.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Bintoro menuturkan penyidik menyimpulkan bahwa tewasnya Brigadir RAT lantaran menembak kepalanya menggunakan senjata api (senpi).
"Kami sudah simpulkan bahwa kejadian ini adalah peristiwa bunuh diri, sehingga kami anggap perkara ini sudah selesai dan kami tutup," tuturnya pada Selasa (30/4/2024).
Bintoro menjelaskan bahwa kesimpulan bahwa Brigadir RAT mengakhiri hidup lewat berbagai bukti yang diperoleh di lokasi kejadian.
Baca juga: Motif Brigadir RAT Akhiri Hidup, Kapolri Sebut Masih Didalami, Psikolog Forensik Beberkan 4 Faktor
Kemudian, adapula hasil pemeriksaan dari Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri dan keterangan belasan saksi yang menguatkan kesimpulan penyidik.
"Kesimpulan berdasarkan keterangan para saksi yang didukung barang bukti dan hasil pemeriksaan secara komprehensif, disimpulkan bahwa jenazah yang ditemukan di dalam mobil di halaman rumah di Jalan Mampang Prapatan IV adalah korban mengakhiri hidup."
"(Korban mengakhiri hidup) dengan cara menembakan senjata api jenis HS yang memiliki kaliber 9 milimeter ke arah kepala," jelas Bintoro.
DISCLAIMER: Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.
Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.