Lantas, ketika ditanya awak media apakah perlu pertemuan 'Presidential Club' digelar seminggu sekali, jawaban tak terduga justru disampaikan Jokowi.
Dengan tertawa, mantan Gubernur DKI Jakarta itu malah ingin pertemuan digelar dua hari sekali.
"Ya dua hari sekali ya nggak apa-apa," tuturnya.
PDIP Pertanyakan Urgensi hingga Disebut Gimik Politik
Beda dengan Jokowi, PDIP justru mempertanyakan urgensi terkait dibentuknya 'Presidential Club'.
Hal ini disampaikan oleh politisi PDIP, Deddy Sitorus.
Sebenarnya, Deddy menganggap bahwa rencana Prabowo tersebut bagus, tetapi dia mempertanyakan urgensi dan fungsi dari dibentuknya 'Presidential Club'.
Menurutnya, saat ini, sudah ada Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) yang dapat bekerjasama dengan Prabowo jika sudah dilantik menjadi Presiden pada Oktober 2024 mendatang.
"Ya namanya rencana, bagus-bagus saja. Cuma memang urgensinya apa, kan sudah ada Wantimpres)," kata Deddy kepada Tribunnews.com, Jumat (3/5/2024).
Deddy mengatakan jika memang tujuan dibentuknya Presidential Club hanya untuk bertukar pikiran antar mantan Presiden RI, maka tidak perlu dijadikan sebuah lembaga institusi.
Dia beralasan lantaran setiap Presiden RI memiliki pemikiran yang berbeda sehingga ditakutkan akan membingungkan.
"Nanti malah bikin beliau bingung karena masing-masing kan punya ideologi, konteks pemerintahan dan pengalaman yang berbeda."
"Idenya sih bagus tetapi menurut saya nanti malah bikin ribet sendiri," jelas Deddy.
Baca juga: Jokowi Dukung Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club, Harap Pertemuan 2 Hari Sekali
Terpisah, politisi PDIP lainnya, Guntur Romli atau Gus Romli menganggap wacana tersebut hanyalah gimik politik.