TRIBUNNEWS.COM - Kasus pembunuhan dan mutilasi yang dilakukan oleh suami terhadap istrinya di Ciamis, Jawa Barat, turut direspons oleh psikolog.
Psikolog dari Universitas Jenderal Ahmad Yani (Unjani), Miryam Ariadne Sigarlaki, menilai ada berbagai faktor yang menjadi dasar seseorang nekat melakukan kejahatan keji.
Kejahatan sadis itu, bahkan bisa dilakukan terhadap keluarga atau orang terdekatnya.
"Sebetulnya ini juga faktor psikologis yang terjadi cukup kompleks, namun dapat didasari oleh kemarahan mendalam dalam hubungan tersebut."
"Sehingga adanya frustrasi, toksik dalam hubungan (tidak sehat), ketidakmampuan mengelola emosi dan stres, kurangnya norma, nilai-nilai keagamaan, moral dan etika serta gangguan mental dan emosional," ucapnya saat dihubungi Jumat (3/5/2024), dilansir TribunPriangan.com.
Menurutnya, meski kejahatan ada tingkatannya, tetap sama saja kejam karena dapat membuat seseorang tidak nyaman, tidak baik-baik saja dan terganggu.
Lebih lanjut, Miryam menyinggung soal munculnya kejahatan karena faktor akses informasi secara luas tanpa disaring.
"Namun kejahatan makin meraja rela, bisa saja dikarenakan faktor media yang mudah mengakses segala macam informasi terutama yang terkait dengan dunia kriminal."
"Sehingga jika tidak bisa mengelola dan mengolah emosi maka kita bisa terbawa dan ikut-ikutan atau mencontoh," ungkapnya.
Sementara ketika disinggung apakah pelaku mutilasi di Ciamis ini termasuk kategori psikopat, Miryam belum bisa menyimpulkannya.
Ia mengatakan, hal tersebut membutuhkan pemeriksaan lebih dalam.
Baca juga: Kronologi Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pak RT Ditawari Daging, Kejiwaan Pelaku akan Diperiksa
"Saya belum bisa men-judge (menganggap psikopat), harus ada pemeriksaan psikologis secara lanjut, namun ya kemungkinan ke sana ada," katanya.
Bisa saja, lanjut Miryam, pelaku memiliki masalah bahkan gangguan mental atau kepribadian serta kurangnya penerapan nilai-nilai agama.
Sehingga, pelaku kurang bisa mengontrol diri.