"Dia itu orangnya semangat untuk mengejar cita-cita ya pokoknya orangnya nggak neko-neko dah, nggak pernah minta apa-apa yang ibunya gak bisa berikan. Pokoknya nggak neko-neko dia. Iya apa adanya," ujarnya.
Tak jauh dari rumah duka Mahesya, duka pun menyelimuti keluarga Dimas Aditya.
Sama seperti Mahesya, Dimas masuk dalam daftar korban meninggal dunia dalam kecelakaan maut di Subang.
Bude korban, Mariah mengatakan Dimas adalah sosok anak yang baik dan baru empat tahun ayahnya meninggal dunia.
"Dia pengen sekolah yang benar, ia ingin lulus terus kerja karena masih punya dua adik yang kecil-kecil," ucapnya.
Ia mengaku, keponakannya sangat senang ketika acara perpisahan.
Karena setelah itu, Dimas sudah berniat ingin kerja dan kuliah.
Dimas merupakan anak ketiga tapi dua kakaknya beda ayah kandung.
Mariah juga tidak melihat ada gelagat yang mencurigakan sebelum keponakannya meninggal dunia.
Sehari sebelum acara perpisahan di Bandung, Jawa Barat, Dimas sempat pinjam sepatu ke anaknya dan juga meminjam gosokan.
"Dia senang saja, enggak ada yang aneh. Malah sebelumnya dia kan mau wisuda ya, dia tuh jadi kuli pasir sama temannya (Mahesya). Dia tuh juga cari uang jajan apa saja sama buat nambahin berangkat juga ke acara Wisuda di Bandung," tegasnya.
Mariah mengaku, keluarga korban mendapat kabar Dimas meninggal pada Sabtu (11/5/2024) sekira pukul 18.30 WIB.
Keluarga mendapat foto dari aparat kepolisian tapi keluarga awalnya belum yakin dan berfikir Dimas hanya luka-luka saja.
"Tapi ibunya bilang itu Dimas, mungkin karena itu batin ya antara ibu dan anak. Kami yakin masih hidup. Adik saya, ibu dan bapaknya Intan sama keluarganya Intan itu berangkat ke sana semalam," tuturnya.
Sekira pukul 00.00 WIB, keluarga di Depok mendapat kabar bahwa Dimas dan Intan sudah meninggal dunia.
"Rencana dimakamin di dekat sini, samping makam bapaknya," imbuhnya. (tribunnews.com/ gman/ tribundepok.com/ miftahul Munir)