Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Plt Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia E. Aminudin Aziz meminta konsep literasi harus didefinisikan secara mudah.
Menurutnya, perpustakaan harus memahami penataan ulang konsep literasi.
“Pemahaman kita tentang literasi jangan diracuni dengan konsep yang njlimet. Literasi bisa didefinisikan kemampuan untuk mengelola informasi, baik itu tekstual maupun non-tekstual, diolah dan digunakan untuk meningkatkan kecakapan hidup kita,” ujar Aminuddin melalui keterangan tertulis, Kamis (16/5/2024).
Hal tersebut diungkapkan oleh Aminuddin pada penutupan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Perpustakaan Tahun 2024.
Dia mencontohkan, pengiriman pesan melalui aplikasi pesan singkat yang berisikan teks dan ikon berupa non-tekstual.
"Maka ketika mendapatkan pesan seperti itu yakni teks dan non teks, maka kita memahami pesan itu. Itu adalah bentuk kemampuan menafsirkan teks dan non teks,” ujarnya.
Menurutnya, konsep literasi jangan sulit agar implementasinya tidak sulit dilakukan.
Dalam praktiknya, Aminuddin mengatakan konsep literasi dapat ditata ulang sesuai dengan praktik literasi di masyarakat.
"Rakor kali ini berbeda karena kita mendengar praktik baik dari mereka,” tuturnya.
Rakornas Bidang Perpustakaan Tahun 2024 diselenggarakan pada 14-15 Mei 2024 dengan tema “Menata Ulang Konsep Dan Praktik Pembangunan Literasi”.
Rakornas mengangkat tiga isu utama yaitu Penguatan Budaya Baca dan Literasi, Pengarusutamaan Naskah Kuno Nusantara, serta Standardisasi dan Tenaga Perpustakaan.
Baca juga: Kepala Perpusnas Ungkap Penyebab Rendahnya Tingkat Kegemaran Membaca Masyarakat
Rakornas menghasilkan 24 rekomendasi yang didapat dari diskusi kelompok terpumpun (FGD) di mana setiap isu utama menghasilkan delapan rekomendasi.