Perlu adaptasi 2 bulan, 3 bulan, 6 bulan. Jangan-jangan beberapa titik itu sampai setahun. Tentu sayang karena waktunya itu terbuang.
Nah, pada hari ini ceritanya lain. Ini bukan transisi. Ini sinkronisasi. Kenapa? Karena Pak Jokowi dan Pak Prabowo satu tim.
Mereka nggak bermusuhan. Bahkan sangat berkawan, bertemanan. Yang kedua, Pak Jokowi akan membantu Pak Prabowo. Dan Pak Prabowo membantu Pak Jokowi. Saling membantu.
Pada hari ini misalnya ada Pak Dasco dan kawan-kawan tim sinkronisasi.
Sudah ketemu dengan Menteri Keuangan. Sementara dari Pak Jokowi ada Grace Natalie. Yang barangkali. Kira-kira yang akan membantu proses transisi ini.
Nah nanti kalau bayangan saya, antara Grace dengan Pak Dasco ini akan komunikasi dengan intens. Bukan tabrakan loh ya. Kan ada yang bilang tabrakan. Enggak, menurut saya justru ini bagus. Karena masing-masing ada inisiatif.
Pak Prabowo ada inisiatif. Kalau memang sinkronisasi itu inisiatif Pak Prabowo. Dari Pak Jokowi juga ada inisiatif.
Bisa nggak kita membayangkan inisiatif begitu? Terjalin antara SBY dan Mega. Nggak mungkin. Jadi ini harus kita syukuri.
Kita harus syukuri. Karena apa? Artinya kan pasti membutuhkan dari 2 sisi. It takes two to tango.
Jadi baik APBN-nya, alokasinya, programnya, susunan kementeriannya. Kita dengar akan ada perubahan komposisi kementerian.
Nomenklaturnya juga mungkin berubah. Itu kan perlu orang yang duduk bareng-bareng untuk mensinkronkan itu. Jadi singkatnya dari sekarang sampai Oktober, komandonya di Pak Jokowi.
Tapi setelah itu komandonya di Pak Prabowo. Nah bottom line lebih daripada itu, menurut saya, antara Pak Jokowi dengan Pak Prabowo ini banyak kesamaan.
Kesamaan apa? Pertama, soal agenda Indonesia Maju.
Sama-sama obsesinya Indonesia Maju. Pak Jokowi itu agenda Indonesia Maju. Pak Prabowo, Indonesia Maju.
Tahun 2009, namanya Indonesia Macan Asia. Itu Indonesia emas itu. Itu Indonesia Maju. Dalam judul yang berbeda.