News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kabinet Prabowo Gibran

Qodari Buka-bukaan Hubungan Prabowo dan Jokowi, Singgung Batalnya Ryamizard Jadi Panglima oleh SBY

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

M Qodari, Direktur Eksekutif Indo Barometer. Dalam podcast di Tribunnews, ia memberikan kesaksiaan tentang hubungan antara Presiden Jokowi dan Presiden Terpilih Prabowo Subianto yang terjalin selama ini.

Pak Prabowo dalam bukunya selalu mengatakan tentang kekayaan Indonesia. Sebesar- besar kemakmuran rakyat Indonesia.

Yang implementasi, yang operasionalisasi, Pak Jokowi. Dengan konsep hilirisasi. Itu kan optimalisasi kekayaan sebesar-besar kemahmuran rakyat kan. Kalau bahan mentah nilainya 3. Kalau bahan jadi nilainya 30. 10 kali lipat.

Belum lagi nanti kalau barang industri bisa naik jadi 300. Itu yang meletakkan dasar-dasarnya yang praktikannya adalah Pak Jokowi.

Jadi antara Pak Jokowi dengan Pak Prabowo ini menurut saya inilah yang namanya sebetulnya dwi tunggal.

Tahun 1945 kita punya dwi tunggal. Soekarno-Hatta. 2024 kita punya dwi tunggal. Jokowi Prabowo. Prabowo Jokowi. Sama-sama akan mengantarkan menuju Indonesia Maju 2045.

Kerjasama antara Sukarno dengan Bung Hatta melahirkan Proklamasi 45. Kerjasama antara Jokowi dan Prabowo melahirkan Indonesia Maju 2045.

Opportunity itu gini. Tantangannya itu sangat besar lah kita ini. Banyak orang gak sadar sebetulnya. menuju Indonesia Maju 2045 itu ada tantangan yang lebih nyata. Ya ini apa? Bonus demografi. Kita ini bonus demografi ini 5 tahun, 10 tahun ke depan.

Bonus demografi adalah situasi dimana tenaga kerja kita itu berlebih. Nah tenaga kerja yang berlebih ini kalau lapangan kerjanya tersedia itu akan produktif. Mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Nah untuk bisa pertumbuhan ekonomi harus ada investasi. Karena kalau gak ada investasi gimana membuka lapangan kerja kan?

Tetapi bayangkan kalau misalnya gagal menyiapkan lapangan kerja gak ada investasi. Gak ada pekerjaan. Apa yang terjadi?

Bukan bonus demografi. Bencana demografi. Orang muda frustrasi. Sekarang aja sudah banyak generasi Z yang frustrasi. Kan gini, gen Z ini kan sama generasi Alpha.

Dan setelah gen Z ini generasi Alpha namanya. Balik ke grup A lagi. Itu kan rentan secara psikologis.

Bayangkan kalau mereka gak punya pekerjaan. Lari kemana? narkoba. Lari kemana? Kriminalitas.

Jadi bonus itu satu sisi. Tapi sisi yang lain adalah bencana demografi. Nah itu membutuhkan suatu
kepemimpinan yang sangat kuat, sangat solid.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini