Ada beberapa Keistimewaan pada Bulan Zulhijah, diantaranya:
Pertama: Dzulhijjah Adalah Bulan Tanpa Kekurangan; Keutamaan lainnya dari bulan Dzulhijjah adalah merupakan bulan tanpa kekurangan. Keutamaan tersebut sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Bakrah Ra., Rasulullah SAW bersabda: “Dua bulan Id, Ramadhan dan Dzulhijjah, tidaklah berkurang keutamaannya (meskipun kadang-kadang 29 hari).” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadits ini menunjukkan bahwa meskipun Dzulhijjah terkadang memiliki 29 hari, tidak mengurangi kemuliaan dan pahala di dalamnya, sama seperti bulan Ramadhan.(Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid)
Pada tahun ini 1445 H, 29 Hari; Tanggal 1 Zulhijah jatuh pada hari Sabtu bertepatan dengan tanggal 8 Juni 2024 H, dan akan berakhir pada Hari Sabtu tanggal 6 Juli 2024 M. Keistimewaan itulah yang jarang ditemukan pada bulan-bulan lainnya.
Kedua: Islam Disempurnakan pada Bulan Dzulhijjah: Selanjutnya, bulan Dzulhijjah merupakan bulan di mana Islam disempurnakan. Keutamaan ini sebagaimana firman Allah SWT:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagi kalian agama kalian, dan telah Aku sempurnakan nikmat-Ku atas kalian, dan Aku telah meridhai Islam itu agama bagi kalian.” (Qs. Al Maidah: 3).
Para ulama sepakat bahwa ada ayat tertentu dalam Al-Quran yang turun pada saat haji wada’ (haji perpisahan) di hari Arafah, bulan Dzulhijjah.
Hal ini didasarkan pada riwayat dari Umar bin Khattab, diriwayatkan bahwa seorang ahli kitab Yahudi pernah bertanya kepada Umar, “Wahai Amiirul Mu’miniin, tahukah engkau satu ayat dalam kitab suci kalian yang kalian baca, yang jika seandainya ayat itu turun kepada kami maka kami akan jadikan hari turunnya ayat tersebut sebagai hari raya”.
Umar kemudian menanyakan ayat yang dimaksud. Sang Yahudi pun membacakan ayat tersebut, yang berbunyi, “Al-yauma akmaltu lakum dinakum…” (Hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu…).
Setelah itu, Umar menjawab, “Sungguh kami telah mengetahui di mana dan kapan ayat itu turun. Ayat itu turun pada saat Nabi sedang berada di padang Arafah di hari Jum’at.” (HR. Al Bukhari).
Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,
Ketiga: Zulhijah juga dikenal dengan bulan haji. Sebab di waktu tersebut, umat Islam yang telah mampu dianjurkan untuk menjalankan ibadah haji dan menyembelih hewan kurban.
Haji merupakan rukun Islam kelima. Hukum pelaksanaan ibadah haji adalah wajib bagi muslim yang mampu, ditandai dengan terpenuhinya syarat wajib meliputi Islam, baligh (dewasa), aqil (berakal sehat), merdeka, dan istita’ah. Allah menegaskan kewajiban menjalankan ibadah haji dalam Surah Ali Imran ayat 97 sebagai berikut:
فِيْهِ اٰيٰتٌۢ بَيِّنٰتٌ مَّقَامُ اِبْرٰهِيْمَ ەۚ وَمَنْ دَخَلَهٗ كَانَ اٰمِنًا ۗ وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا ۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ
Artinya: “Di dalamnya terdapat tanda-tanda yang jelas, [di antaranya] Maqam Ibrahim. Siapa yang memasukinya [Baitullah], maka amanlah dia. [Di antara] kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, [yaitu bagi] orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Siapa yang mengingkari [kewajiban haji], maka sesungguhnya Allah Maha Kaya [tidak memerlukan sesuatu pun] dari seluruh alam,” (QS. Ali Imran [3]: 97).
Baca juga: Contoh Teks Khutbah Jumat dengan Tema Perbanyak Amal di Bulan Dzulqadah