Saya seksi liturgi. Saya bertanggung jawab atas perayaan ini. Mulai dari mempersiapkan teks, tali, ya panitia semua. Kami membawa orang-orang sakit (pincang) dari Rumah Sakit Harapan, mendatangkan 600 anak sebagai penari untuk menunjukkan Kebudayaan Indonesia. Dari Saribudolok 200 anak, Siantar 200 anak, dan sisanya dari Delitua. Selama enam bulan saya melatih tarian mereka.
Baca juga: VIDEO WAWANCARA EKSKLUSIF Saat Mgr Pius Datubara Kenang Kedatangan Paus Yohanes Paulus II ke Medan
Kalau susunan kepanitiaannya terdiri dari berapa orang?
Banyak. Ada ratusan. Dan itu gabungan dari seluruh Sumatra Utara saja. Ada seksi tamu, liturgi, dan keamanan. Tapi keamanan, kalau saya tidak salah langsung diawasi oleh Pangdam, tidak ada urusan gereja. Untuk ketuanya, ada marga Sihombing. Pokoknya, gereja pun memperhatikan pejabat-pejabat sipil yang berpengaruh.
Kendaraan apa yang digunakan Paus Yohanes Paulus II saat datang ke Medan?
Naik helikopter dulu dikatakan. Karena demi keamanan. Entah keamanan agama, saya kurang tahu pasti. Semua diawasi, kalau sampai ada kejadian, nama Indonesia yang jelek. Rutenya dari Bandara Polonia ke Tuntungan.
Berapa lama Paus Yohanes Paulus II berada di Kota Medan?
Saya sedikit lupa, Paus mungkin sampai di Medan pukul 10.00 WIB. Pada saat itu panggungnya ini kalau saya tidak salah, tingginya tujuh meter. Kelihatan sampai jauh. Waktu itu polisi dan tentara di mana-mana. Paus hanya dua jam saja di sini, setelah itu langsung terbang ke Jakarta kalau tidak salah.
Bagaimana Paus berkhotbah saat perayaan Ekaristi tersebut berlangsung?
Paus sendiri berkhotbah dalam Bahasa Indonesia. Ya, sudah dipersiapkanlah itu, sudah latihan juga, tapi macet-macet. Untuk temanya saya sudah lupa.
Apa hal yang pastor ingat ketika Paus Yohanes Paulus II datang ke Medan?
Jadi kebiasaan Paus ini, selalu berkeliling (pawai). Di mobil yang ditumpanginya ada dua bendera. Bendera Vatikan dan Indonesia. Karena kalau dia datang di sini, selalu menunjukkan sebagai kepala negara. Tapi penampilannya, pemimpin gereja.
Apakah ada hal menarik yang pastor alami ketika mempersiapkan acara krusial ini?
Waktu itu saya menginap di rumah penduduk, lalu pada zaman itu WC masih jarang ada. Lalu saya, maaf ya, buang air kecil. Rupanya ada tentara tidur di situ. Terkejut saya. Karena memang belum ada WC di tiap rumah keluarga, berbeda dengan sekarang.
Bagaimana kondisi Lapangan Tuntungan (lokasi Misa Kudus) pada saat ini?