TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) buka suara perihal makin maraknya judi online di Indonesia.
Presiden Jokowi mengingatkan kepada masyarakat supaya jangan sampai berjudi, baik secara offline maupun online.
"Saya ingin sampaikan jangan judi, jangan judi, jangan berjudi baik secara offline maupun online," tutur Jokowi dalam keterangan persnya, Rabu (12/6/2024).
Eks Wali Kota Solo itu menyebut, apabila masyarakat mempunyai rezeki, alangkah lebih baik ditabung atau dijadikan modal usaha.
Pasalnya, judi menyebabkan berbagai masalah, bahkan bisa menimbulkan korban jiwa.
"Lebih baik kalau ada rezeki, ada uang itu ditabung atau dijadikan modal usaha dan sudah banyak terjadi karena judi harta benda habis terjual. Karena judi suami istri bercerai, karena judi melakukan kejahatan, melakukan kekerasan, bahkan tidak sedikit yang menimbulkan korban jiwa," sambungnya.
Jokowi menegaskan, judi bukan hanya sekadar iseng-iseng berhadiah. Judi itu mempertaruhkan masa depan.
"Judi itu bukan hanya mempertaruhkan uang, bukan hanya sekadar game atau iseng-iseng berhadiah, tapi judi itu mempertaruhkan masa depan, baik masa depan diri sendiri, masa depan keluarga, dan masa depan anak-anak kita," terangnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan, pemerintah secara serius memberantas judi online di mana sampai saat ini sudah ada 2,1 juta situs judi yang ditutup.
Jokowi juga menyebut, satgas judi online segera selesai dibentuk.
"Di sisi lain pemerintah juga terus secara serius memberantas dan memerangi perjudian online dan sampai saat ini sudah lebih dari 2,1 juta situs judi online sudah ditutup dan satgas judi online juga sebentar lagi akan selesai dibentuk yang harapan kita dapat mempercepat pemberantasan judi online," tuturnya.
Baca juga: Jokowi: 2,1 Juta Situs Judi Online sudah Ditutup
Terakhir, Jokowi mengingatkan, judi online itu sifatnya transnasional sehingga pertahanan terkuat supaya tak terjerumus ke hal tersebut berasal dari masyarakat itu sendiri.
Atas dasar itu, ia mengajak seluruh pihak untuk saling mengawasi dan melaporkan jika ada indikasi tindakan judi online.
"Tapi sekali lagi judi online itu sifatnya transnasional, lintas negara, lintas batas, dan lintas otorisasi sehingga salah satu pertahanan yang paling penting adalah pertahanan masyarakat kita sendiri pertahanan masyarakat kita sendiri dan juga pertahanan pribadi-pribadi kita masing-masing."
"Oleh karenanya saya mengajak seluruh tokoh agama, tokoh masyarakat, masyarakat luas untuk saling mengingatkan, saling mengawasi, dan juga melaporkan jika ada indikasi tindakan judi online," ucapnya.
Satgas Judi Online
Terpisah, Menko Polhukam RI, Hadi Tjahjanto, mengatakan Peraturan Presiden (Perpres) terkait Satgas Pemberantasan Judi Online akan terbit pekan ini.
Ia menyebut, judi online sudah sangat meresahkan masyarakat.
Baca juga: Jokowi: 2,1 Juta Situs Judi Online sudah Ditutup
Menurut Hadi, sebelumnya satgas sudah bekerja melalui Kementerian Kominfo untuk menurunkan konten-konten terkait judi online.
Selain itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan PPATK juga telah membekukan ribuan rekening yang diduga terkait dengan judi online.
"Di antaranya yang pertama Kominfo sudah men-take down akun-akun yang memang masuk dalam judol. Saya kira Menkominfo juga sudah menyampaikan," ucapnya.
"Kemudian kami juga bekerja dengan OJK dan PPATK sudah memblok 5 ribu rekening. Yang 5 ribu rekening ini akan kita tindak lanjuti dan kita akan informasikan ke media."
"Kita hanya menunggu, yang kita ajukan perintahnya adalah melalui Perpres. Minggu ini turun. Minggu ini langsung kita kerjakan. Karena sudah diperlukan oleh masyarakat, supaya judi online ini benar-benar habis," sambung mantan Panglima TNI tersebut.
Hadi berujar, saat ini Satgas juga telah menyiapkan cara untuk menyelesaikan masalah judi online tersebut.
Cara itu, jelas Hadi, di antaranya ialah berkoordinasi dengan aparat penegak hukum.
"Kita sudah punya cara, berkoordinasi dengan aparat penegak hukum untuk bisa menyelesaikan masalah-masalah ini."
"Dan nanti kita akan laporkan kepada masyarakat apa saja yang sudah kita lakukan," terangnya.
(Tribunnews.com/Deni/Gita)