Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hingga kini tercatat ada 10 pemohon yang mengajukan permintaan perlindungan meliputi tujuh orang keluarga korban dan tiga orang saksi fakta mengetahui kasus pembunuhan Vina Cirebon dan Eky.
Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) masih melakukan penelaahan permohonan perlindungan para saksi dan keluarga korban.
LPSK belum dapat dipastikan kapan proses penelaahan rampung, namun LPSK menyatakan berpeluang memberikan perlindungan darurat bagi para saksi dan keluarga korban.
Wakil Ketua LPSK, Susilaningtias mengatakan perlindungan darurat ini dapat diberikan bila para saksi dan keluarga korban mendapat ancaman nyata yang membahayakan.
"Bila tiba-tiba ada ancaman, atau ada kondisi medis yang harus segera diobati LPSK dapat memberikan perlindungan secara darurat," kata Susilaningtias di Jakarta Timur, Jumat (14/6/2024).
Baca juga: 10 Orang Ajukan Perlindungan ke LPSK Terkait Kasus Vina Cirebon, Ada Keluarga Vina dan Eki
Beda dengan perlindungan secara penuh yang diberikan melalui serangkaian proses penelaahan dan keputusan tujuh pimpinan LPSK, perlindungan darurat dapat diberikan dalam waktu singkat.
LPSK dapat memberikan perlindungan darurat bila dua dari tujuh pimpinan memandang adanya ancaman nyata dialami saksi dan korban.
Dengan catatan ancaman dialami bersifat langsung atau bukan dalam tahap verbal dan kondisi medis para saksi dan keluarga korban yang membutuhkan penanganan medis darurat.
Ketentuan lain dalam pemberian perlindungan darurat adalah kondisi mendesak saksi dan keluarga korban yang perlu membutuhkan pendampingan dalam proses hukum.
Contohnya ketika para saksi dan keluarga harus memberi kesaksian di pengadilan, maka dalam hal ini LPSK dapat memberikan perlindungan darurat berupa pendampingan hukum.
"Dalam semua kasus seperti itu. Jadi tiba-tiba kita belum sampai 30 hari melakukan penelaahan permohonan saksi dan korban, kalau tiba-tiba ada ancaman maka bisa kita berikan perlindungan," ujarnya.
Susilaningtias mengatakan, bila saksi dan keluarga korban mendapat ancaman nyata maka LPSK dapat memberikan perlindungan fisik terhadap mereka.
Bentuk perlindungan fisik ini dapat meliputi penempatan saksi dan keluarga korban di rumah aman milik LPSK, memberikan pengawalan keamanan melibatkan petugas khusus.
"Bisa ditaruh di rumah aman, bisa dilakukan pengawalan pengamanan, bisa dilakukan pengawasan di rumahnya. Rumah aman ini hanya bisa diakses LPSK dan petugas LPSK," tuturnya.
Sebelumnya sejumlah saksi dan keluarga korban di kasus pembunuhan Vina dan Eky mengaku mendapatkan ancaman sehingga mengajukan permohonan perlindungan ke LPSK.
Tapi karena proses penelaahan permohonan perlindungan LPSK belum dapat memastikan apakah para sekolah benar mendapat ancaman, dan bentuk ancaman didapat.
LPSK hanya menyebut bahwa dari hasil penelaahan sementara baik para saksi fakta yang mengetahui kejadian, dan anggota keluarga korban memiliki rasa takut terkait kasus.
"Belum diberitahukan lebih detail ya. Karena itu mungkin privasinya daripada mereka. Saksi juga keluarga korban juga merasa ada rasa takut juga," kata Wakil Ketua LPSK, Sri Nur Herwati.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul LPSK Akan Beri Perlindungan Darurat Bila Saksi dan Keluarga Vina dapat Ancaman Langsung