Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - RZ dan DF, dua korban dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh Rektor Nonaktif Universitas Pancasila, Edie Toet Hendratno akan memenuhi panggilan penyidik Polda Metro Jaya, Rabu (19/6/2024) hari ini.
Dalam kasus ini, penyidik sudah menaikkan statusnya dari penyelidikan ke penyidikan setelah ditemukan adanya unsur pidana.
Baca juga: Kembali Diperiksa Polisi soal Kasus Dugaan Pelecehan Seksual, Edie Toet Mengaku Bawa Sejumlah Bukti
"Rabu 19 Juni 2024 korban RZ dan DF akan hadir di Polda Metro Jaya untuk dimintai keterangan sebagai saksi," kata kuasa hukum korban, Amanda Manthovani kepada wartawan, Selasa (18/6/2024).
Agenda pemeriksaan akan dilakukan mulai pukul 10.00 WIB.
Amanda memastikan kedua kliennya akan hadir dalam agenda pemeriksaan hari ini.
Dalam kasus ini, Edie dilaporkan RZ ke Polda Metro Jaya dengan nomor laporan LP/B/193/I/2024/SPKT/POLDA METRO JAYA pada 12 Januari 2024.
Laporan juga datang dari korban lainnya berinisial DF.
Laporan DF diterima di Bareskrim Polri dengan nomor LP/B/36/I/2024/SPKT/Bareskrim Polri tertanggal 29 Januari 2024.
Namun, kini laporan tersebut sudah dilimpahkan ke Polda Metro Jaya.
Edie Toet sejauh ini sudah diperiksa sebanyak dua kali sebagai saksi yakni pada Kamis (29/2/2024) dan Selasa (5/4/2024) lalu.
Baca juga: Kasus Naik Penyidikan, Korban Dugaan Pelecehan Rektor Nonaktif UP Minta Penyidik Tetapkan Tersangka
Edie Klaim Kasusnya Dipolitisasi
Sebelumnya, Rektor non aktif Universitas Pancasila Edie Toet Hendratno mengklaim bahwa dugaan pelecehan seksual yang dilaporkan kepada dirinya merupakan bentuk politisasi.
Hal itu diungkapkan Edie melalui kuasa hukumnya, Faizal Hafied usai menjalani proses pemeriksaan kasus dugaan pelecehan seksual atas korban RF di Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Kamis (29/2/2024).
Faizal menjelaskan klaim politisasi yang ia maksud lantaran pelaporan itu beririsan dengan adanya pemilihan rektor baru di kampus tersebut.