News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

PDN Alami Serangan Siber, Politikus PDIP: Ini Kecelakaan atau Kebodohan Nasional?

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Politikus PDIP sekaligus anggota Komisi I DPR RI Mayjen Purn TB Hasanuddin.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI fraksi PDIP TB Hasanuddin mengkritik keras, terjadinya gangguan serangan siber terhadap Pusat Data Nasional (PDN).

Sebab menurutnya, selama ini Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) selalu melaporkan adanya gangguan serangan siber, tapi tidak ada tindakan komprehensif untuk mengatasinya.

Hal itu disampaikannya dalam rapat kerja Komisi I DPR RI dengan Menkominfo dan BSSN, Kamis (27/6/2024).

"Ini sebetulnya kecelakaan atau kebodohan nasional? Karena prihatin, kita sudah hampir lima tahun bekerja sama mitra dengan terutama BSSN dan BSSN selalu melaprokan ada serangan," kata dia di Ruang Rapat Komisi I DPR, Senayan, Jakarta.

Berdasarkan data yang dilaporkan, terdapat sejutaan serangan siber di Indonesia pada tahun 2023.

Namun insiden itu hanya sebata laporan tanpa ada tindak lanjut.

"Menurut laporan pada halaman 26 laporan landscape keamaman siber Indonesia 2023 yang dilansir oleh bapak ke kami itu 1.011.209 insiden, tetapi terus terusan begitu," ujarnya.

"Apakah kita hanya akan melaporkan insiden itu atau melakukan upaya-upaya agar insiden itu tidak terjadi?" pungkasnya.

Untuk informasi, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengungkapkan error-nya Pusat Data Nasional (PDN) Sementara, pada Kamis 20 Juni 2024 lalu disebabkan adanya serangan ransomware.

Kepala BSSN Hinsa Siburian mengatakan, hal ini diketahui setelah pihaknya bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melakukan penelusuran lebih lanjut.

"Perlu kami ketahui, kami sampaikan insiden Pusat Data Sementara ini adalah serangan siber dalam bentuk ransomware dengan nama Brain Cipher ransomware," ungkap Hinsa di Kantor Kominfo, Jakarta, Senin (24/6/2024).

"Ransomware ini adalah pengembangan terbaru dari ransomware Lockbit 3.0. Jadi memang ransomware ini kan dikembangkan terus. Jadi ini adalah yang terbaru yang setelah kita lihat dari sampel yang sudah dilakukan sementara oleh forensik dari BSSN," sambungnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini