Bobby berharap tahun ini, sekira 4 sampai 5 unit dari 13 radar tersebut dapat rampung dan dipasang khususnya untuk menjangkau wilayah udara di Ibu Kota Negara Nusantara.
Hal itu disampaikannya saat konferensi pers di Plataran Senayan Jakarta pada Senin (1/7/2024).
"Kita harapkan dalam tahun ini, kita sudah bisa install sekitar 4 sampai 5 site (titik penempatan) radar terutama yang mengcover IKN tadi ya," kata Bobby.
"Seperti yang saya sampaikan. Jadi wilayah udara IKN itu kita akan cover dulu. Sehingga threat (ancaman) yang ada di udara, yang datang dari udara itu bisa kita lakukan identifikasi," sambung dia.
Bobby mengatakan, operasi 13 radar tersebut nantinya akan terhubung dengan 12 radar Retia dari Ceko yang saat ini juga tengah dalam proses pengadaan.
Ia berharap total 25 radar tersebut nantinya dapat menjangkau seluruh wilayah udara di Indonesia.
"Tentunya 13 radar ini akan ber-interoperability dengan 12 radarnya Ceko, dengan (buatan) Retia. Sehingga ini bisa mengcover seluruh wilayah udara Indonesia yang panjangnya itu sekitar 6 ribu km yang lebarnya itu sekitar 2.500 km. Itu nanti akan dicover (dijangkau) radar GCI," kata dia.
Selain itu, kata dia, PT Len juga telah menjalin kontrak dengan Kementerian Pertahanan untuk pengadaan satelit observasi.
Proses pengadaan satelit observasi tersebut, kata dia, juga cukup siginfikan.
Rencananya, satelit tersebut akan dilhuncurkan dua sampai tiga tahun mendatang.
"On the top of it, sebagai early warning system juga. PT LEN juga telah berkontrak dengan Kementerian Pertahanan untuk pengadaan satelit observasi. Dan ini progresnya juga sudah cukup signifikan. Kita sudah bisa melihat lah, wilayah Indonesia ini kalau kita melihat dari luar angkasa itu seperti apa," kata dia.
"Tapi nanti sovereign satelitnya itu akan diluncurkan 2 sampai 3 tahun ke depan," sambung dia.
Untuk diketahui, radar GCI buatan PT Len dan Thales mampu memiliki jangkauan mencapai 450 km.
Radar GCI digunakan untuk mengawal pesawat pencegat maupun pesawat buru sergap dalam menjalankan misi.