News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemindahan Ibu Kota Negara

Selain di IKN, TNI AU Akan Tempatkan Radar Baru dari Prancis dan Ceko di Papua, NTT hingga Sumatra

Penulis: Gita Irawan
Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi radar. TNI AU bakal pasang radar pertahanan baru yang tengah dalam proses pengadaan di sejumlah wilayah di beberapa wilayah di Indonesia di antaranya di Papua, Nusa Tenggara Timur, dan juga Sumatra.

Diberitakan sebelumnya, Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto mengungkap rencana pembelian 12 dari 25 radar baru untuk memperkuat pertahanan udara.

Prabowo mengatakan rencananya, 12 radar tersebut akan dibeli dari Ceko.

Namun demikian, ia tidak menjelaskan lebih jauh soal spesifikasi radar pertahanan yang akan dibeli tersebut.

"Kalu nggak salah Ceko. Dari Ceko," kata Prabowo usai menyerahkan lima unit pesawat terbang NC-212i kepada TNI Angkatan Udara di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta pada Selasa (12/12/2023).

Baca juga: Pengacara Pegi Ternyata Eks Anak Buah Prabowo, Pernah Bebaskan Sandera Tawanan OPM, Ini Kisahnya

Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo (kini pensiun) sebelumnya juga mengungkap rencana pengadaan 25 radar baru untuk memperkuat pertahanan udara.

Sebagian radar tersebut, kata dia, rencananya digunakan untuk mengganti radar yang sudah tua.

Sedangkan sebagian lainnya, kata dia, akan ditempatkan di titik-titik yang baru.

Hal tersebut disampaikannya dalam acara Sambung Rasa KSAU dengan Pemimpin Redaksi Media Massa di Markas Besar TNI AU Cilangkap Jakarta pada Senin (4/12/2023).

"Semua ini dalam upaya untuk mengcover (menjangkau) seluruh wilayah udara Indonesia. Meskipun dengan 25 radar tersebut dirasa masih kurang. Akan tetapi kita akan memprioritaskan di mana wilayah-wilayah yang perlu dilindungi. Diperkuat perlindungan udaranya," kata Fadjar.

"Kedua, wilayah-wilayah yang sering terjadi pelanggaran wilayah udara dan juga wilayah-wilayah yang sering dilewati oleh lalu lintas udara. Itu prioritas dari kita," sambung dia.

Ia mengakui seluruh ruang udara di Indonesia belum mampu dicakup oleh radar-radar yang ada saat ini.

Selain itu, kata dia, teknologi pada sebagian radar yang ada saat ini sudah cenderung tertinggal.

"Tetapi kami terus berupaya untuk memelihara untuk tetap siap. Radar-radar yang ada ini kita sudah bisa memproduksi beberapa partnya untuk bisa tetap beroperasi. Dan di beberapa satuan radar tetap melaksanakan 24 jam. Itu artinya dia terus-terusan hidup," kata dia.

Tantangan lainnya, kata dia, dalam pelaksanaan penempatan radar akan relatif rumit.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini