TRIBUNNEWS.COMĀ - Pakar Telematika dan Multimedia, KRMT Roy Suryo memberi tanggapan terkait peluang dibukanya kembali CCTV kasus kematian Vina dan Eky Cirebon pada 2016 silam.
Roy Suryo menilai file rekaman CCTV delapan tahun silam pasti hilang, kalau tidak sempat diselamatkan.
"Kalau sebenarnya tahun 2016 dulu, di dekat fly over itu, sebenarnya ada minimarket, kemudian ada perumahan mewah yang ada di samping."
"Itu sebenarnya mungkin kalau ada (rekaman CCTV), tapi, kalau waktu dulu tidak sempat diselamatkan, ya sudah. Ya enggak mungkin (bisa dibuka), apalagi sudah ada delapan tahun. Pasti hilang," ungkap Roy Suryo dalam program talkshow Overview Tribunnews, Kamis (11/7/2024).
Meski hampir mustahil, Roy Suryo menyebut bisa saja rekaman itu kembali terungkap asal sesaat setelah kejadian, rekaman itu bisa diamankan.
"Misalnya waktu itu ayahnya almarhum Eky, Rudiana, sempat merekam itu atau mengambil itu, mungkin akan jadi alat bukti yang luar biasa," ujarnya.
Tetapi, Roy Suryo berujar, apakah pengambilan atau perekaman pada 2016 itu sudah sesuai dengan standar hukum yang ada, akan menjadi topik lain.
"Kalau tidak sesuai, itu akan jadi kasus seperti Otto Hasibuan menolak (bukti) CCTV Jessica (dalam kasus Kopi Mirna)."
"CCTV-nya benar, tapi pengambilannya tidak proper, secara hukum menjadi cacat," ungkapnya.
Susno Duadji Desak Polda Jabar Buka CCTV Kasus Vina
Diberitakan sebelumnya, sks Kabareskrim Polri Komjen Pol (Purn) Susno Duadji mendesak Polda Jawa Barat (Jabar) membuka CCTV kasus pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon, Jawa Barat pada 2016 lalu.
Baca juga: Penyidik Kasus Vina 2016 Sudah Berbintang, Mahfud MD Sebut Mabes Polri Bisa Ambil Alih
Menurut Susno, dibukanya CCTV kasus Vina Cirebon ini bisa menjadi peluang bagi Pegi Setiawan untuk bebas dari kasus ini.
Susno menegaskan, dalam menangani kasus pembunuhan Vina dan Eky, Penyidik Polda Jabar harus kembali ke titik nol.
Atau kembali ke awal mula penyelidikan kasus yang merenggut nyawa Vina dan Eky tersebut.
"Jadi menyidik si Pegi yang ditangkap ini harus kembali ke titik nol, jangan diambil di tengah," kata Susno dilansir Tribun Jakarta, Sabtu (6/7/2024).