Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mayjen TNI (Purn) Hendardji Soepandji menilai problem kemiskinan tidak boleh dibiarkan berlarut-larut.
Menurut Hendardji, Pemerintah harus mengentaskan kemiskinan dengan strategi dan implementasi sesuai nilai-nilai Pancasila.
"Sudah 30 tahun saya di Jakarta, begini-begini saja kayak di sini. Kumuh dan miskin," ujar Hendardji.
Hal tersebut diungkapkan Hendardji dalam diskusi interaktif di bantaran Kali Ciliwung, Jalan Slamet Riyadi 4, Matraman, Jakarta Timur, Rabu (17/7/2024).
Dalam diskusi tersebut, hadir Mayjen TNI (Purn) Hendardji Soepandji, Guru Besar Ekonomi UGM Gunawan Sumodiningrat, Direktur Sosialisasi dan Komunikasi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Agus Moh. Najib, Humas IKAL-Lemhannas Djoko Saksono, dan Ketua RW 04 Suparlan.
Menurutnya, warga miskin saat ini sulit makan, tiada layanan kesehatan, dan pendidikan yang memadai.
Warga miskin, kata Hendardji, terjebak lingkaran kemiskinan yang sulit diputuskan.
"Hal terpenting, mencegah jangan sampai orang jatuh miskin. Ada tiga aspek, pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan. Kalau terlanjur miskin, ya pemerintah harus membiayai," kata Hendardji.
Dia berharap pemerintah untuk memahami Pasal 34 (1) UUD 1945, yang mengamanatkan kewajiban negara untuk memelihara fakir miskin dan anak terlantar.
"Memimpin perlu hati nurani," katanya.
Sementara itu, Gunawan mengaku sependapat bahwa para pemimpin harus berpedoman pada Pancasila.
Dalam melaksanakan pendidikan, pelatihan, dan pendampingan masyarakat.
"Caranya sederhana. Ajari masyarakat jangan sampai miskin. Dimulai dari pemimpin yang memberikan contoh baik," ucapnya.