Benny pun mengaku telah menerima undangan dari Bareskrim tersebut.
Namun, ia menjelaskan bahwa surat yang diberikan itu bukanlah surat pemanggilan, melainkan undangan klarifikasi.
"Bukan memanggil kalau diundangan, perihalnya undangan klarifikasi. Sudah-sudah (terima surat undang) tadi malam," kata Benny saat dihubungi, Sabtu (27/6/2024).
Benny juga memastikan dirinya bakal memenuhi undangan tersebut dan akan datang besok, Senin (29/7/2024) sekira pukul 10.00 WIB.
"Hadir dong, hadir dong diminta klarifikasi masa nggak hadir," ungkapnya.
Benny mengaku bakal menyampaikan peristiwa penyampaian informasi soal inisial T tersebut saat rapat bersama pejabat negara, termasuk Presiden Jokowi.
"Ya itu kan bukan jadi urusan saya ya (ungkap sosok T). Saya akan sampaikan peristiwa yang terjadi di Istana Negara saat saya menyampaikan itu di depan Presiden, Wakil Presiden, ada Panglima, ada Kapolri, ada Menteri-Menteri, Lembaga ya," tuturnya.
Sebelumnya, Benny mengatakan bahwa ada sosok berinisial T yang mengendalikan bisnis judi online (judol) Tanah Air.
Bahkan, Benny menyebutkan sosok T ini merupakan orang yang kebal hukum dan sulit tersentuh oleh aparat penegak hukum.
"Orang ini adalah orang yang selama Republik Indonesia ini berdiri, mungkin tidak bisa disentuh oleh hukum, mohon maaf dengan segala hormat,” kata Benny, Kamis (25/7/2025).
“Saya cukup menyebut inisialnya T aja paling depan, yang (inisial huruf) kedua saya enggak perlu saya sebut. Dan ini saya sebut di depan presiden," ujar Benny.
“Boleh ditanya ke Pak Menko Polhukam, Pak Mahfud MD saat itu. Presiden kaget, pak Kapolri kaget, agak cukup heboh rapat terbatas saat itu,” lanjut dia.
Mengenai hal ini, Benny berharap pemerintahan dan aparat penegak hukum segera mengambil tindakan tegas dalam mengatasi praktik perdagangan orang, termasuk juga judi online.
“Saatnya negara mengambil tindakan tegas. Tidak hanya menyeret para calo, dan kaki tangannya, tapi mampu hukum menyentuh para bandar para tekong, mereka yang kita ketagorikan sebagai penjahat,” kata Benny.
"Mereka penjual anak bangsa yang selama ini mengambil keuntungan, dan berpesta pora dari bisnis haram perdagangan manusia,” pungkasnya.
(Tribunnews.com/Rifqah/Abdi Ryanda/Igman Ibrahim)