TRIBUNNEWS.COM - Airlangga Hartarto mundur sebagai Ketua Umum Golkar setelah lima tahun menjabat sejak 2019 lalu.
Kendati demikian, mundurnya Airlangga dinilai tidak bakal mempengaruhi pencalonan Ridwan Kamil (RK) di Pilkada Jakarta dan Dedi Mulyadi di Pilkada Jabar.
Hal ini disampaikan oleh Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani.
Dia mengungkapkan, mundurnya Airlangga sebagai Ketua Umum Golkar adalah dinamika politik di internal partai berlambang beringin tersebut.
Sementara pencalonan RK dan Dedi Mulyadi di Pilkada Jakarta dan Jabar adalah urusan anggota partai di Koalisi Indonesia Maju (KIM).
"Mundurnya Pak Airlangga ini dinamika internal organisasi Partai Golkar. Sementara pencalonan Kang Emil di Pilgub Jakarta dan Kang Dedi pada Pilkada Jabar telah menjadi kesepakatan bersama KIM," katanya kepada Tribunnews.com, Minggu (11/8/2024).
Di sisi lain, Kamhar mengungkapkan pihaknya kaget dengan keputusan Airlangga mundur sebagai Ketua Umum Golkar.
"Sebagai partai politik mitra koalisi, tentu kami terkejut dengan dinamika politik yang terjadi di internal Partai Golkar," ujarnya.
Kendati demikian, Kamhar meyakini, Partai Golkar sebagai partai senior telah memiliki jam terbang tinggi ketika menghadapi permasalahan internal seperti mundurnya Airlangga dari jabatan ketua umum.
"Partai Golkar bisa berselancar di atas gelombang perubahan yang terbilang ekstrim sepert ini," katanya.
Baca juga: Mundur Dari Kursi Ketua Umum Golkar, Airlangga Ucapkan Terima Kasih Kepada Jokowi
Kamhar mengatakan, Partai Demokrat menghormati keputusan politik Airlangga Hartato yang mundur sebagai Ketua Umum Golkar.
Partai Demokrat, katanya, meyakini keputusan sosok yang juga menjabat sebagai Menko Perekonomian itu sudah dipertimbangkan dengan seksama.
"Kita semua menaruh harapan besar, partai politik bisa terjaga dan menjaga eksistensinya sebagai pilar demokrasi," pungkas Kamhar.
Sebelumnya, pengumuman mundurnya Airlangga sebagai Ketua Umum Golkar disampaikannya lewat sebuah video pada Minggu (11/8/2024).