Idrus juga menunjukkan Surat Keputusan (SK) kepengurusan Bahlil sebagai bagian dari Partai Golkar.
Pada saat kepemimpinan Aburizal Bakrie, Bahlil tercatat pernah menjabat sebagai Bendahara DPD Golkar Papua.
Dengan demikian, Bahlil dianggap sudah memenui syarat sebagai calon ketua umum karena pernah menjadi pengurus DPD satu periode atau pengurus DPD 1 Golkar.
Mantan Menteri Sosial ini pun menyebut, Bahlil menjadi menteri di kabinet Presiden Jokowi atas usahanya sendiri, bukan karena usulan partai.
Sementara itu sebelumnya, politikus Partai Golkar Luhut Binsar Panjaitan menilai bagus saja jika Bahlil menjadi pengganti Airlanga Hartarto sebagai Ketua Umum Golkar.
Selain itu, Plt Ketua Umum Golkar Agus Gumiwang Kartasasmita tidak banyak berkomentar soal Bahlil yang disebut-sebut menjadi pengganti Airlangga.
Baca juga: Dewan Pakar Golkar Ridwan Hisjam Blak-blakan Bicara soal Mundurnya Airlangga hingga Dedikasi Jokowi
Agus juga belum bisa memastikan akan mendukung Bahlil sebagai calon ketua umum definitif atau tidak.
Pasalnya ia mengaku masih akan mencermati siapa-siapa saja yang akan maju sebagai calon ketua umum ke depannya.
Namun, Agus tak membeberkan secara rinci apa alasannya tersebut.
Ia hanya mengatakan penyebabnya karena alasan pribadi.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal yang juga kader Golkar, Bahlil Lahadalia digadang-gadang sebagai calon kuat Ketua Umum Partai Golkar pada Munas 20 Agustus mendatang.
Bahlil dikabarkan mendapatkan restu Presiden Joko Widodo untuk menjadi Ketua Umum Golkar tersebut. Terkait hal itu Bahlil tidak menjawab tegas.
Ia mengatakan soal dirinya akan menjadi Ketua Umum Golkar biarkan berproses secara alamiah.
Bahlil mengaku tidak bisa menjawab apabila ditanya apakah mendapatkan restu Jokowi atau tidak. Menurutnya, hal itu sebaiknya ditanyakan kepada Presiden Jokowi.