"Kita kan kondisinya saat itu memang agak limbung ya, tetapi saya memotivasi mereka bahwa mereka harus kuat. DNA kita adalah DNA pejuang. DNA 45," ujar Indah.
"Sehingga, jangan sampai yang terjadi kemarin itu membuat kita patah semangat dan akhirnya masyarakat yang menunggu layanan digital dari BAKTI itu tertunda atau bahkan malah tidak terjadi," tuturnya.
Warga Lebih Dulu Punya Gawai daripada Ada Sinyal
Selama mengemban tugas, Indah telah berkeliling ke berbagai daerah Tertinggal, Terluar dan Terdepan (3T), lokasi Base Transceiver Station (BTS) 4G dibangun.
Saat berkeliling itu, Indah banyak dipertemukan dengan pengalaman menarik.
Salah satunya seperti mendapati masyarakat daerah 3T, yang notabene belum memiliki sinyal, ternyata sudah pada mempunyai gawai (gadget).
"Begitu kami ke daerah, gadget mereka lebih duluan ada daripada sinyal."
"Mereka menggunakan untuk foto dan penerangan. Jadi, lampu-lampu itu mereka gunakan untuk menggunakan senter," kisahnya.
"Jadi ketika kami datang, mereka jauh lebih siap secara gadget dibanding sinyal."
"Jadi hanya transisi saja. Ketika sinyal datang, mereka langsung menggunakan [gawai yang dimiliki masing-masing]," tuturnya.
Baca juga: BAKTI Dapat Pendampingan TNI-Polri Rampungkan Pembangunan BTS 4G di Papua
Indah juga pernah dipertemukan dengan masyarakat yang pesimis akan pembangunan BTS 4G di daerahnya.
Menurut dia, masyarakat di situ tidak percaya akan dibangun tower BTS 4G karena selama ini merasa tidak diperhatikan oleh pemerintah.
Namun, ia dan jajarannya di BAKTI senantiasa menyampaikan secara serius kepada masyarakat bahwa akan dibangun BTS 4G di daerah tersebut.
Simak wawancara eksklusif Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra dengan Dirut Bakti Kementerian Kominfo Fadhilah Mathar.(*)