News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pidato Kenegaraan Presiden

12 Poin Pidato Kenegaraan Terakhir Jokowi, Klaim Keberhasilan hingga Titip Harapan ke Prabowo

Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo bersama Ketua DPR Puan Maharani, Ketua MPR Bambang Soesatyo dan Ketua DPD La Nyalla Mattalitti saat Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR - DPD Tahun 2024 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8/2024)

Mulai dari usia dini sampai lansia yang tersebar di seluruh Indonesia.

Selain itu, sebanyak Rp113 triliun anggaran Kartu Indonesia Pintar telah digunakan untuk pendidikan lebih dari 20 juta siswa per tahun, mulai SD sampai SMA/ SMK di seluruh tanah air Indonesia.

Kemudian, sebanyak Rp225 triliun anggaran Program Keluarga Harapan dimanfaatkan untuk meningkatkan ekonomi sekitar 10 juta keluarga kurang mampu per tahunnya.

Tak hanya itu, sebanyak Rp60,3 triliun anggaran Pra Kerja selama 5 tahun dimanfaatkan untuk menambah keahlian 18,8 juta pekerja.

"Ini adalah pembangunan yang kita cita-citakan bersama. Pembangunan yang menyentuh semua lapisan masyarakat."

"Pembangunan yang memberi dampak bagi masyarakat luas. Dan, pembangunan yang membuka peluang untuk tumbuh bersama-sama," ucap Jokowi.

8. Punya Smelter dan Industri Pengolahan Nikel

Lebih lanjut, menurut Jokowi, pemerintah telah mengambil langkah besar untuk meningkatkan produktivitas dan nilai tambah deengan tidak lagi mengekspor bahan mentah.

Melainkan mengolahnya dulu di dalam negeri meski ada negara lain yang menentang.

Jokowi pun kini menyebut, Indonesia memilki industri pengelahan untuk nikel.

"Alhamdulillah, sampai saat ini telah terbangun smelter dan industri pengolahan untuk nikel, bauksit, dan tembaga yang membuka lebih dari 200 ribu lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan negara lebih dari Rp158 triliun selama 8 tahun ini," ungkapnya.

Jokowi pun menginginkan kekayaan yang ada di negeri ini dapat dikelola sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat.

Kemudian, dapat dimanfaatkan semaksimalnya untuk kesejahteraan rakyat.

"Oleh sebab itu, kita juga telah mengambil aset kita kembali yang selama puluhan tahun dikelola oleh pihak asing, yang selama puluhan tahun diambil manfaat besarnya oleh pihak asing, seperti Freeport, Blok Rokan, dan Newmont."

"Alhamdulillah, semua itu bisa kita ambil alih kembali," tambah Presiden Jokowi.

9. Singgung Ekonomi Hijau

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga menyinggung soal ekonomi hijau.

"Di saat dunia mulai mengarahkan masa depannya ke ekonomi hijau, Indonesia juga tidak ingin kehilangan momentum ini karena Indonesia memiliki potensi besar di sektor energi hijau," ungkapnya.

Menurut Jokowi, Indonesia miliki kurang lebih dari 3.600 GW, baik dari energi air, angin, matahari, panas bumi, gelombang laut, dan bio energi.

Di sektor teknologi dan digitalisasi, Jokowi menyebut, Indonesia memiliki INA Digital. Sebuah digitalisasi layanan pemerintah yang terintegrasi untuk mempercepat dan mempermudah layanan bagi masyarakat.

10. Keberhasilan Bidang Hukum

Setelah 79 tahun merdeka, kata Jokowi, akhirnya RI memiliki Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang baru sebagai upaya memodernisasi hukum Indonesia.

Kemudian, UU Cipta Kerja yang merevisi 80 UU dan 1.200 pasal sebagai upaya menderegulasi peraturan yang tumpang tindih.

Selain itu, UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual untuk memberikan perlindungan nyata, kuat, terutama bagi perempuan dan anak-anak.

"Ini adalah hasil kerja keras kita bersama. Ini adalah fondasi besar kita bersama. Ini adalah bukti bahwa persatuan kita, bahwa kerukunan kita, bahwa kerja keras dan kegotongroyongan kita dapat membawa Indonesia melompat lebih tinggi lagi," ucap Jokowi.

Jokowi pun menyampaikan terima kasih dan apresiasinya atas kerj asama dari seluruh Lembaga Negara dalam menopang lompatan kemajuan Indonesia.

11. Jokowi Menyadari Banyak Hati yang Kecewa, Ia Minta Maaf

Di penguhujung jabatannya ini, Jokowi kembali menyampaikan suara nurani terdalam masyarakat Indonesia.

Ia meminta maaf bila ada harapan masyarakat yang belum terwujud.

"Saya dan K.H Ma’ruf Amin mohon maaf. Mohon maaf untuk setiap hati yang mungkin kecewa, untuk setiap harapan yang mungkin belum bisa terwujud, untuk setiap cita-cita yang mungkin belum bisa tergapai. Sekali lagi, kami mohon maaf."

"Kami mohon maaf. Ini adalah yang terbaik, yang bisa kami upayakan bagi rakyat Indonesia, bagi bangsa dan negara Indonesia," ungkapnya.

Baca juga: Pidato Kenegaraan Terakhir, Jokowi Ucapkan Terima Kasih ke Rakyat

12. Beri Pesan ke Prabowo

Tak lupa Jokowi memberikan ucapan kepada Presiden Terpilih Prabowo Subianto.

Ia bakal menyerahkan tongkat estafet kepemimpinannya kepada Prabowo oada 20 Oktober 2024.

"Nanti, pada tanggal 20 Oktober 2024, izinkan saya menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan ini kepada Bapak Prabowo Subianto."

"Izinkan saya juga menyerahkan semua harapan dan cita-cita masyarakat Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote, dari pinggiran, dari daerah terluar, dari desa, dan dari pusat-pusat kota kepada Bapak," ucap Presiden ke-7 RI itu.

Jokowi pun berharap, Allah SWT memberikan petunjuk dan kemudahan bagi bangsa Indonesia dalam kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto pada pemerintahan periode mendatang

Diketahui, Presiden Jokowi menyamapikan Rancangan Undang-Undang (RUU) Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2025 beserta Nota Keuangan dan Dokumen Pendukungnya pada Rapat Paripurna Pembukaan Masa Persidangan I DPR RI Tahun Sidang 2024-2025, di Gedung Parlemen DPR RI, Jumat (16/8/2024) siang.

Presiden Jokowi tampak memakai baju adat Betawi berwarna hitam dilengkapi peci hitam.

Sedangkan, Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin mengenakan pakaian adat khas Melayu Palembang dengan kemeja dan celana panjang berwarna hitam.

Presiden dan Ibu Iriana tiba di Gedung Nusantara sekitar pukul 08.56 WIB.

Selanjutnya, Presiden Jokowi menyampaikan pidato dalam rangka penyampaian Keterangan Pemerintah atas RUU APBN Tahun Anggaran 2025 beserta Nota Keuangannya.

(Tribunnews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini