Syahril memastikan investigasi terkait dugaan bullying ini masih akan terus dilanjutkan oleh Kemenkes bersama pihak kepolisian.
Ia juga menjelaskan alasan Kemenkes memberhentikan sementara PPDS Anestesi Undip di RSUP dr Kariadi Semarang.
Syahri mengatakan, ada dugaan upaya perintangan dari oknum-oknum tertentu terhadap proses investigasi Kemenkes.
Sebagai informasi, dr Aulia diduga mengakhiri hidupnya karena tak kuat mengalami perundungan atau bullying oleh seniornya di PPDS Anestesti Undip Semarang.
Viral Isi Rekaman Suara dr Aulia
Sebelumnya, sebuah rekaman suara dr Aulia saat menjalani PPDS Anestesi Undip beredar luas di media sosial.
Rekaman tersebut awalnya dikirimkan dr Aulia kepada ayahnya, Mohamad Fakhruri, melalui pesan WhatsApp.
Dalam rekaman suara, terdengar tangis dr Aulia yang mengaku tak kuat lagi menjalani PPDS.
Baca juga: Kemenkes Temukan Adanya Dugaan Permintaan Uang pada Dokter Aulia, Diminta Setor Rp 40 Juta Per Bulan
Berikut rekaman suara yang diduga dikirimkan dokter Aulia ke ayahnya:
"Enggak pah. Tiap aku bangun tidur itu pah, badannya sakit semua. Punggungnya sakit semua. Bangun harus pelan-pelan.
Kalau enggak pelan-pelan, aku enggak bisa bangun. Aku aja tadi mau minum itu susah. Di bangsal minum enggak bisa.
Terus akhirnya aku minta tolong CS (Customer Service) aku kasih uang Rp 50 ribu.
Aku minta nitip minum buat dia belikan minum.
Karena aku nggak boleh ke kantin ke minimarket sama sekali pah.
Pah, bener-bener yah pah, di sini tuh programmnya kacau kacau pah. Aku tanya teman yang di UNS itu nggak 24 jam pah, Aku enggak tahu aku bisa atau enggak pah."