TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lantunan musik marawis mengiringi kedatangan Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik Dunia sekaligus Kepala Negara Vatikan di Masjid Istiqlal Jakarta, Kamis (5/9) kemarin.
Paus Fransiskus berangkat dari tempatnya menginap di Kedubes Vatikan di kawasan Gambir, Jakarta Pusat dan tiba di Masjid Istiqlal pukul 09.04 WIB.
Setibanya di Masjid Istiqlal, Paus Fransiskus disambut tepukan perkusi dan nyanyian dari kelompok marawis.
"Selamat datang, selamat datang di Masjid Istiqlal, penuh damai, penuh kasih, penuh kasih sayang," demikian lirik lagu yang mereka nyanyikan sambil menepuk rebana yang mereka bawa.
Nada yang mereka nyanyikan mirip dengan lagu Sayonara.
Kepala pemerintahan Takhta Suci tersebut juga diberikan bunga oleh dua orang anak kecil yang mengenakan baju adat.
Baca juga: Pesona Kesederhanaan Paus Fransiskus Jadi Bahan Introspeksi Habib Jafar Soal Gaya Hedon Anak Muda
Di Masjid Istiqlal, Paus Fransiskus disambut oleh Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar, tokoh terkemuka seperti Jusuf Kalla, Quraish Shihab, Alwi Shihab, dan Shinta Nuriyah.
Juga ada sejumlah pejabat negara seperti Menkominfo Budi Arie dan Menteri Investasi Rosan Roeslani serta Menkeu Sri Mulyani.
Setiba di Istiqlal, Paus menandatangani dokumen Deklarasi Bersama.
Setelah itu Paus Fransiskus diarahkan ke Terowongan Silaturahmi.
Nasaruddin Umar kemudian menjelaskan tentang Terowongan Silaturahmi itu, sebuah terowongan bawah tanah yang menghubungkan Istiqlal dengan Katedral sepanjang 32 meter.
Di hadapan Paus Fransiskus, Nasaruddin Umar menegaskan bahwa Masjid Istiqlal bukan hanya rumah ibadah bagi umat Islam semata, melainkan rumah besar bagi kemanusiaan.
"Masjid Istiqlal yang telah direnovasi oleh Presiden Jokowi, bukan hanya rumah ibadah umat Islam, tapi rumah besar kemanusiaan. Kita berprinsip humanity is only one," kata Nasaruddin.
Nasaruddin juga menjelaskan Masjid Istiqlal dibangun pada 1961 oleh Presiden pertama RI Soekarno dan diresmikan pada 1978 oleh Presiden kedua RI Soeharto.
Menurutnya, Masjid Istiqlal didesain oleh seorang arsitek dari kalangan Kristiani bernama Friedrich Silaban.
Ia menyebut Silaban membangun Istiqlal dengan visi besar untuk menciptakan harmoni kehidupan bangsa Indonesia dan dunia.
Baca juga: Pagi ini Paus Fransiskus Tinggalkan Indonesia, Lanjutkan Perjalanan Apostolik ke Papua Nugini
Karena itu, Nasaruddin mengatakan siapapun bisa masuk Masjid Istiqlal untuk mencari kebaikan.
"Maka siapapun boleh masuk dan mendapatkan manfaat dari Masjid Istiqlal. Tentu dengan ketentuan dan adat istiadat di lingkungan Masjid Istiqlal," kata dia.
"Siapapun boleh masuk untuk cari kebaikan. Masjid Istiqlal berfungsi membudayakan dan melayani semua orang," tambahnya.
Paus menyampaikan kekagumannya atas terowongan yang menjadi tempat dialog dan berjumpa tersebut.
"Saya ucapkan selamat untuk anda semua karena terowongan silaturahmi ini untuk jadi tempat berdialog dan berjumpa," kata Paus Fransiskus.
Adapun dalam pidatonya Paus Fransiskus mengatakan kekayaan terbesar Indonesia bukan tambang.
"Indonesia adalah negara besar, mozaik budaya, suku bangsa, adat istiadat, keberagaman yang sangat kaya, yang tercermin pula dalam keanekaragaman ekosistem dan lingkungan sekitarnya," kata Paus.
"Dan jika benar kalian adalah rumah bagi tambang emas terbesar di dunia, ketahuilah bahwa harta yang paling berharga adalah kemauan agar perbedaan tak menjadi alasan untuk bertikai."
Paus lantas meminta agar Indonesia tak menyia-nyiakan anugerah tersebut dan jangan memiskinkan diri dari kekayaan sebesar itu.
Dia juga berharap tak ada satu pun orang yang terjerumus dalam pesona fundamentalisme dan kekerasan.
Di kesempatan itu, Paus juga menyinggung soal krisis iklim yang sedang dihadapi dunia.
Menurut dia, manusia bertanggung jawab menghadapi krisis serius yang mengancam keberlangsungan hidup di masa depan.
"Khususnya perang dan konflik yang sayangnya juga dipicu oleh eksploitasi agama. Juga krisis lingkungan yang menjadi hambatan masyarakat," ujar Paus.
Paus Fransiskus melakukan kunjungan apostolik di Republik Indonesia (RI) mulai dari 3-6 September 2024.
Indonesia menjadi negara pertama yang dikunjungi Paus Fransiskus dalam rangkaian kunjungannya di Asia-Pasifik.
Ia berikutnya akan melawat ke Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura.
Ini merupakan kunjungan Paus ke RI yang pertama dalam 35 tahun setelah kunjungan Paus Yohanes Paulus II pada 1989 silam.
Kedatangan Paus Fransiskus pun begitu dinanti-nanti, terutama oleh umat Katolik Indonesia.
Selain mengunjungi Masjid Istiqlal, Paus Fransiskus juga menyambangi kantor Konferensi Waligereja Indonesia dan Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Di GBK Paus Fransiskus memimpin misa akbar di GBK yang dihadiri lebih dari 80.000 umat Katolik.(tribun network/fah/frs/dod)