Dari puluhan hak tersebut, KND mengelompokkannya menjadi enam isu strategis, yaitu penghapusan stigma, pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial, pekerjaan, dan pendataan.
Stigma negatif dicontohkannya masih banyak disematkan terhadap penyandang disabilitas, bahkan ketika mampu menunjukkan prestasi,
“Masih banyak stigma negatif dengan kata-kata yang merendahkan disabilitas, bahkan ketika kita menyampaikan disabilitas berprestasi. Misalnya Putri Ariani, dia netra, kita mengomentari dia saja mampu meraih prestasi (America’s Got Talent), kita yang sempurna masa tidak bisa. Ingat, itu stigma megatif, berarti mereka (penyandang disabilitas) tidak sempurna. Hati-hati mengatakan sempurna tidak sempurna,” kata Deka.
“Atau mengatakan kita saja yang normal gak bisa melakukan itu, gak boleh. Apalagi ngomong cacat, termasuk juga tuna, tuna netra, tuna wicara. Kata tuna itu secara bahasa itu rusak. Jadi cuma dua, disabilitas dan non disabilitas. Jangan sampai melakukan yang justru melanggar undang-undang,” sambungnya.
Di akhir, Deka berharap para mahasiswa menjadi “agent of change” yang dapat memunculkan awareness masyarakat terhadap disabilitas.
"Tak ada seorang pun yang ingin menjadi disabilitas dan siapapun berpotensi menjadi penyandang disabilitas," kata dia
Wakil Rektor Bidang Pembelajaran dan Kemahasiswaan Universitas Trilogi Jakarta Anies Lastiati menyambut baik penyelenggaraan seminar mengangkat isu inklusi di dunia pendidikan.
Kegiatan ini menurutnya menunjukkan kepedulian atas pemenuhan hak disabilitas di lingkungan pendidikan, khususnya Universitas Trilogi. Diketahui sejak beberapa tahun terakhir, Universitas telah menerima mahasiswa disabilitas sebagai peserta didik.
Sementara Bachtiar, perwakilan Jurnalis Kreatif berharap kegiatan serupa dapat dilakukan di berbagai lingkungan akademis lainnya, baik di tingkatan pendidikan tinggi ataupun tingkat sekolah.
Baca juga: Temui Kaum Disabilitas dan Orang Tua Rentan, Sekretaris KWI: Paus Pesan Mereka Tak Boleh Ditinggal
“Kita berharap kesadaran yang muncul di lingkungan pendidikan dapat menular ke berbagai aspek di maskarakat. Sehingga semua pihak menyadari pemenuhan hak disabilitas dan pentingnya inklusi untuk membuat Indonesia sebagai negara maju yang tangguh dengan sumber daya manusia hebat dan menghargai satu sama lain atas dasar kesetaraan," katanya.