News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kreasikan Mainan Edukatif Lokal Bersama Penyandang Difabel, ABC Woodentoys Sukses Go International

Penulis: Isti Prasetya
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rita Indriana bersama deretan mainan yang diproduksinya melalui pabrik rumahan di Kota Yogya, ABC Wooden Toys. (Istimewa)

“Misalnya kereta huruf, atau labirin, kami terima masukan itu, lalu kami produksi sesuai dengan standar ABC Wooden Toys.”

Makin moncer setelah dibina Astra melalui YDBA

ABC Woodentoys bergabung menjadi mitra binaan Astra melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) sejak 2018.

Sejak saat itu ABC Woodentoys menerima banyak pelatihan mulai dari quality control, pengemasan, teknik marketing, legalitas usaha hingga pendampingan akses modal.

Rita mengakui selain ikut pameran di berbagai kesempatan, pemasaran secara online juga membuat produknya makin dikenal oleh banyak orang termasuk dari luar negeri.

“Ada pula peran-peran dari pihak lain sepert iYDBA yang mendampingi kami menjaga kualitas produk hingga pemasaran secara online yang bisa menembus luar negeri,” terang Rita yang mendapatkan penghargaan menjadi UMKM dengan Quality Control Circle (QCC) Terbaik Juara 1 Kategori Kerajinan/ Kuliner dan UMKM Mandiri Terbaik Kategori Kerajinan/Kuliner pada YDBA Award 2023

Banyak keuntungan yang Rita rasakan semenjak menjadi mitra binaan YDBA, seperti pendampingan di sisi manajemen, pengemasan hingga quality control.

“Bagi kami pelatihan yang diberikan bisa untuk jangka panjang, dan sering diajak pameran itu yang membuka target pasar baru yang lebih luas bahkan bisa sampai ke luar negeri,” kata Rita.

YDBA Bina UMKM di jangka panjang

Ketua Pengurus YDBA Rahmat Samulo dalam keterangan tertulisnya kepada Tribunnews.com menyatakan YDBA memberikan program pembinaan yang bukan bersifat short term atau charity, tetapi berkelanjutan melalui program pelatihan dan pendampingan.

“Ada pelatihan yang bersifat manajemen juga teknis, fasilitasi pemasaran dan fasilitasi pembiayaan yang mendukung kemandirian UMKM serta bagaimana UMKM dapat memenuhi legalitas yang dibutuhkan UMKM di setiap sektor,” kata dia.

“Dulu tahun 1980, saat perusahaan besar di Indonesia belum memikirkan program Corporate Social Responsibility (CSR) atau kontribusi sosial, pendiri Astra, Wiliam Soeryadjaya telah mendirikan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) dengan fokus membina UMKM,” kata Rahmat.

Pendiri Astra ingin perusahaan berkembang dan bermanfaat seperti pohon yang rindang yang berguna sebagai tempat berteduh dari hujan dan panas, sejalan dengan tujuan Astra “Sejahtera Bersama Bangsa”.

Lebih lanjut, Rahmat saat ini YDBA membina 1.328 UMKM di seluruh Indonesia dengan rincian 17 persen sektor manufaktur, 15 persen sektor bengkel, 33 persen sektor pertanian, 25 persen sektor kuliner dan 9 persen sektor kerajinan. 

UMKM tersebut tersebar di 19 wilayah, yakni Cakung, Banyuwangi, Bantul, Solo, Tegal, Banyumas, Salatiga, Citeureup & Puncak Dua Bogor, Lebak Banten, Sangatta Kaltim, Paser Kaltim, Bontang Kaltim, Manggarai Barat NTT, Manggarai Timur NTT, Barito Utama Kalimantan Tengah, Tanjung Kalimantan Selatan, Bandung dan Cikuya Tangerang.

Lebih lanjut, Rahmat berharap UMKM bisa naik kelas dan mandiri, karena UMKM memiliki peranan yang sangat penting bagi perekonomian di Indonesia. 

“UMKM kami dorong untuk mau berubah untuk lebih berkembang, mau berbagi dalam hal apapun, baik knowledge, pasar dan lainnya, berkomitmen dalam menjalankan bisnis dan menghasilkan produk yang sesuai standar dan Konsisten menghasilkan produk sesuai permintaan customer,” harap Rahmat Samulo. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini