News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kabinet Prabowo Gibran

Soal Isu Abdul Mu’ti Jadi Menteri Pendidikan di Kabinet Prabowo, PP Muhammadiyah: Tunggu 20 Oktober

Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Febri Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Muhammadiyah 2022-2027, Haedar Nashir. | Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir buka suara soal adanya isu Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti akan jadi Menteri Pendidikan di Kabinet Prabowo-Gibran mendatang.

"Sehingga, yang dipilih oleh beliau akan merepresentasikan berbagai profesi, golongan, dan kekuatan yang ada di masyarakat. Itu pesan kami,” kata Haedar.

Jika Diberi Amanah Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Muhammadiyah Akan Pertimbangkan

PP Muhammadiyah menyatakan terbuka jika di kemudian hari ada tawaran mengisi pos menteri dari pemerintahan terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. 

Muhammadiyah siap mempertimbangkan jika tawaran itu datang.

"Karena kita bukan parpol dan tak masuk tim sukses, kita serahkan seluruhnya ke Prabowo. Yang sudah-sudah, kita tak pernah minta jatah."

"Tapi, kalau diberi amanah, kita akan pertimbangkan dan itu tidak ada masalah," kata Sekretaris PP Muhammadiyah, Izzul Muslimin, dalam pernyataannya, Kamis (3/10/2024).  

Baca juga: Benarkah PDIP Dapat 2 Jatah Kursi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran? Ini Jawaban Puan

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan sebelumnya berharap Menteri Pendidikan dari kabinet Prabowo-Gibran diisi oleh kader Muhammadiyah. 

Pernyataan itu dia kemukakan dalam acara Sumbang Pemikiran Rektor PTMA untuk Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Kampus Universitas Muhammadiyah Jakarta, kemarin.

Izzul menganggap pernyataan Zulkifli itu merujuk pada sejarah. Karena, lanjut dia, dalam sejarahnya hubungan PAN dengan Muhammadiyah itu cukup erat.

"Meski, hubungan itu secara organisatoris tak terkait," kata dia.

Baca juga: Muhammadiyah: Jika Diberi Amanah Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Kita Pertimbangkan

Merujuk sejarah, ketika ada tawaran untuk ikut membangun negeri, tawaran itu akan dibawa ke forum yang lebih tinggi. Dalam hal ini ke jajaran pimpinan Muhammadiyah. 

"Dari situ kemudian muncul berbagai pandangan. Namun, prinsipnya selama ini belum pernah menolak," kata Izzul.

Selama tawaran itu relevan dengan visi Muhammadiyah, Izzul meyakini hal itu tak masalah. Sejauh ini Muhammadiyah selalu menyuarakan persoalan sosial, keagamaan, dan pendidikan.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/willy Widianto)(Kompas.com/Wisang Seto Pangaribowo)

Baca berita lainnya terkait Kabinet Prabowo-Gibran.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini