Gubernur Kalsel Belum Ditahan
Ghufron menyebut, KPK melakukan penahanan terhadap tersangka untuk 20 hari terhitung mulai tanggal 7 Oktober 2024 sampai 26 Oktober 2024 terhadap 4 tersangka di rumah tahanan negara cabang rutan klas 1 Jakarta Timur, di Gedung KPK K4.
"Dua tersangka lainnya, YUD dan AND ditahan di rutan negara cabang rutan dari Rutan Klas I Jakarta Timur, Gedung KPK C1," katanya.
Sehingga, KPK baru menahan enam orang tersangka yang terjaring dalam operasi tangkap tangan pada Minggu (6/10/2024).
Enam orang yang ditahan adalah Kepala Dinas PUPR Kalimantan Selatan Ahmad Solhan, Kepala Bidang Cipta Karya Kalimantan Selatan Yulianti Erlynah, pengurus Rumah Tahfidz Darussalam Ahmad, dan Plt Kepala Bagian Rumah Tangga Gubernur Kalimantan Selatan berinisial Agustya Febry Andrean.
Kemudian, dua orang pihak swasta bernama Sugeng Wahyudi dan Andi Susanto.
Gufron pun menegaskan, penyidik KPK akan terus mencari dan mengamankan pihak-pihak lainnya yang bertanggungjawab yang belum dibawa KPK.
"KPK menyesalkan dan merasa sedih atas kejadian ini. KPK berharap tidak ada lagi OTT, korupsi. Mudah-mudahan kedepan tidak ada korupsi-korupsi yang mencederai semua elemen bangsa ini," harap Ghurfron.
Sebelumnya, KPK telah mengamankan sejumlah uang dari operasi tangkap tangan (OTT) di Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan yang dilakukan sejak Minggu (6/10/2024) hingga Senin (7/10/2024).
OTT ini merupakan korupsi pengadaan barang dan jasa yang diduga turut melibatkan Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor.
Lalu, sejumlah uang itu diterima oleh orang kepercayaan Sahbirin Noor.
KPK pun telah menyita uang sebesar Rp10 miliar dalam OTT di Pemprov.
"Barang bukti uang lebih dari Rp10 miliar detailnya masih kita hitung," kata Wakil Ketua KPK.
Baca juga: Update OTT KPK di Kalsel: Ruang Kerja Sahbirin Noor Digeledah, Penyidik Bawa Koper Warna Hitam
Uang tersebut, kata Nurul Ghufron, dijadikan sebagai barang bukti dalam dugaan suap proyek pengadaan barang dan jasa di lingkungan Pemprov Kalsel itu.